KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pelemahan harga batubara, PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk (RMKO) telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menggenjot kinerja. Direktur Utama RMKO Vincent Saputra mengatakan, RMKO akan meningkatkan produksi batubara dengan produksi tambang
in-house dan pihak ketiga, yang dapat direalisasikan dengan penyelesaian
hauling road dan kolaborasi dengan tambang sekitar Muara Enim. RMKO juga selalu mengoptimalkan biaya operasional dengan penggunaan bahan bakar yang lebih efisien. Sebagai gambaran, kinerja keuangan Royaltama Mulia Kontraktorindo berhasil meningkat sepanjang enam bulan pertama 2023. Emiten kontraktor pertambangan batubara ini membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 134,4 miliar atau meningkat sebesar 113,9% secara
year-on-year (YoY)
Pertumbuhan pendapatan usaha tersebut berasal dari pendapatan segmen jasa pertambangan dan penyewaan alat berat yang masing-masing memiliki kontribusi sebesar 76,0% dan 24,0%.
Baca Juga: Hingga Semester I, Terregra Asia Energy (TGRA) Sudah Serap Capex Rp 400 Miliar Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2023, RMKO mencatatkan pendapatan usaha dari segmen jasa pertambangan sebesar Rp 102,2 miliar atau meningkat sebesar 121,1% YoY. Kenaikan pendapatan tersebut didukung oleh kenaikan volume
overburden (OB)
removal yang meningkat sebesar 56,6% YoY menjadi 1,4 juta bank cubic meter (bcm). Selain peningkatan OB removal, jumlah produksi batubara dan muatan Train Loading System (TLS) RMKO juga meningkat masing-masing sebesar 45,7% YoY dan 40,2% YoY, yakni menjadi sebesar 671.800 metrik ton dan 637.000 metrik ton. Selain itu, RMKO juga berhasil mencatatkan pendapatan usaha dari segmen jasa penyewaan alat berat pertambangan sebesar Rp 32,2 miliar atau meningkat sebesar 94,1% YoY. Sejalan dengan pertumbuhan pendapatan usaha dan optimalisasi biaya operasional, RMKO juga berhasil mencatatkan laba bersih usaha sebesar Rp16,2 miliar atau meningkat sebesar 150,9% YoY pada semester pertama tahun 2023. Manajemen menilai, kinerja operasional RMKO pada semester pertama tahun ini masih tumbuh dengan baik di tengah tantangan normalisasi harga dan cuaca yang kurang mendukung. Secara rata-rata, RMKO telah mencapai sekitar 40% target operasional tahun 2023 pada semester pertama tahun ini. “Kinerja operasional masih akan tetap tumbuh, dimana per Juni 2023 kami sudah mencapai kisaran 40% target internal dan harapan kami semester kedua akan jauh lebih baik,” terang Vincent. Sejatinya, pencapaian tersebut masih dapat dioptimalkan dan sesuai ekspektasi manajemen jika cuaca cukup mendukung pada semester pertama tahun ini. Hal tersebut juga menjadi tantangan pada penyelesaian
hauling road sepanjang 39 km. RMKO tetap optimis dengan kondisi cuaca yang jauh lebih baik pada semester selanjutnya, RMKO dapat menggenjot produksi batubara dan menyelesaikan proyek
hauling road serta mencapai target tahun ini.
Baca Juga: Laba Royaltama Mulia Kontraktorindo (RMKO) Melesat 150,9% pada Semester I-2023 Adapun total penggunaan belanja modal alias
capital expenditure (capex) hingga Juni 2023 sebesar Rp 109,7 miliar atau telah tercapai sekitar 70% dari capex yang dianggarkan tahun ini. Penggunaan dapat mendukung RMKO untuk meningkatkan volume batubara secara signifikan dan meningkatkan pendapatan usaha.
Pada tahun ini RMKO menargetkan pendapatan usaha sebesar Rp363,1 miliar dan laba bersih sebesar Rp41,6 miliar, sejalan dengan meningkatnya produksi batubara dari tambang
in-house Truba Bara Banyu Enim (TBBE) milik PT RMK Energy Tbk (RMKE). Dengan demikian, RMKO telah mencapai target pendapatan dan laba bersih masing-masing sebesar 37,0% dan 39,3% dari target tahun ini hingga Juni 2023. Vincent masih optimis RMKO mencapai target tahun ini dengan volume batubara yang jauh lebih besar pada semester kedua tahun 2023. Dengan suksesnya proses
initial public offering (IPO) RMKO pada 31 Juli 2023 lalu, diharapkan mampu mendukung RMKO untuk dapat mengoptimalkan penggunaan dana IPO pada kegiatan operasionalnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi