Intip Kemampuan Hwasong-19, Rudal Balisitik Antarbenua Baru Korea Utara



KONTAN.CO.ID - Militer Korea Utara kembali melakukan uji coba peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) pada hari Kamis (31/10). Kali ini, Pyongyang menguji ICBM terbaru mereka, Hwasong-19.

Kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, dalam pernyataannya hari Jumat (1/11) menyebut Hwasong-19 sebagai "rudal strategis terkuat di dunia."

"ICBM tipe baru ini membuktikan kepada dunia bahwa posisi hegemonik yang kita miliki dalam pengembangan dan pembuatan senjata nuklir telah terjamin," kata pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dikutip KCNA.


Baca Juga: Uji Coba Rudal Balistik Jarak Jauh Korea Utara Jatuh di Antara Jepang dan Rusia

Mengutip Reuters, Hwasong-19 melesat lebih tinggi daripada rudal Korea Utara sebelumnya. Korea Selatan dan Jepang melacak penerbangannya jauh ke luar angkasa sebelum jatuh di lautan antara Jepang dan Rusia.

Korea Utara menjamin peluncuran Hwasong-19 tidak memengaruhi keselamatan negara tetangga. KCNA juga menulis bahwa peluncuran ini merupakan langkah militer yang tepat dalam menghadapi ancaman dari musuh-musuh.

Peluncuran Hwasong-19 dilakukan hanya beberapa hari sebelum pemilihan umum Presiden Amerika Serikat tanggal 5 November mendatang. AS, bersama Korea Selatan dan Jepang, langsung melempar kecaman dan meminta PBB untuk bertindak.

Baca Juga: Rusia: Hubungan Militer Kami dengan Korea Utara Tidak Melanggar Hukum Internasional

Tonton: Ini Ancaman Amerika Jika Tentara Korea Utara Bergabung dalam Perang Rusia

Kemampuan Hwasong-19

Sesuai namanya, Hwasong-19 merupakan penerus dari Hwasong-18 yang pertama kali diluncurkan tahun lalu. Model terbaru ini masih hadir dengan menggunakan bahan bakar padat.

Menggunakan bahan bakar padat menjadi keunggulan tersendiri bagi Hwasong-19. Rudal berbahan bakar padat tidak perlu diisi bahan bakar segera sebelum peluncuran.

Dalam banyak kondisi, rudal dengan bahan bakar tipe ini lebih mudah dan aman untuk dioperasikan dan memerlukan lebih sedikit dukungan logistik. Bahan bakar padat juga membuat rudal lebih sulit dideteksi daripada senjata berbahan bakar cair.

Dalam foto yang dirilis KCNA, Hwasong-19 diperlihatkan meluncur dari tabung yang dibawa oleh kendaraan transporter-erector-launcher (TEL).

Hwasong-19 dilaporkan terbang sejauh 1.001,2 km selama 5.156 detik sebelum mendarat di laut lepas pantai timur semenanjung Korea. KCNA mengklaim ICBM Korea Utara ini mencapai ketinggian puncak maksimum di level 7.687,5 km.