KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pelemahan harga Surat Utang Negara (SUN) diproyeksi akan berlanjut pada hari ini. Sekedar mengingatkan, harga SUN melemah pada sesi perdagangan kemarin (3/9). Berdasarkan data PHEI,
yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) naik sebesar 3bps ke level 6,54%, dan
yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) naik sebesar 1bps ke level 6,64%. Sementara data
Bloomberg menunjukkan, level
yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) naik sebesar 1bps ke level 6,67%.
BNI Sekuritas dalam risetnya, Rabu (4/9) menilai level
yield curve SUN 10-tahun saat ini masih sejalan dengan perkiraan rentang untuk minggu ini, yaitu di kisaran 6,51%-6,78%. Baca Juga:
SUN Tenor 40 Tahun Dirilis, Dana Pensiun Bisa Kelola Investasi Jangka Panjang Volume transaksi SBN pada Selasa (3/9), secara outright traded tercatat sebesar Rp 21,9 triliun. Hasil itu lebih tinggi dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp15,9 triliun. FR0103 dan FR0104 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing-masing sebesar Rp 5,8 triliun dan Rp 3,8 triliun. Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp 1,4 triliun. Untuk hari ini, BNI Sekuritas melihat indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung positif untuk pasar obligasi, tergambar dari penurunan yield US Treasury (UST). Yield curve UST 5-tahun turun sebesar 6bps menjadi 3,65%, dan yield curve UST 10-tahun turun sebesar 7bps menjadi 3,84%.
"Di sisi lain, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia meningkat sebesar 1bps menjadi 69bps," terang BNI Sekuritas. Dengan mempertimbangkan kondisi pasar, BNI Sekuritas melihat adanya potensi peningkatan demand terhadap instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0081, FR0084, FR0056, FR0101, FR0087, FR0085, FR0054, FR0058, FR0074, FR0096. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari