Intip Peluang di Saham Lapis Ketiga dan Papan Akselerasi Saat IHSG Berfluktuasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai terjun ke bawah level 7.000 di akhir Mei, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik naik lagi di awal Juni. Dalam fluktuasi IHSG ini, barisan saham di papan akselerasi masih bisa ikut mendaki. 

IHSG parkir di area 7.099,31 setelah ditutup menguat 0,90% pada Selasa (4/6). Pada hari yang sama, indeks saham papan akselerasi menguat 1,14%. Indeks saham yang dihuni oleh emiten dengan skala aset kecil-menengah ini mengakumulasi penguatan 33,03% secara year to date, paling tinggi ketimbang indeks saham lainnya.

Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto mengamati pergerakan saham-saham di papan akselerasi tidak otomatis berlawanan ataupun searah dengan IHSG. Menurut William, papan akselerasi menarik sebagai pilihan bagi para trader.


Dus, kecenderungan saham di papan akselerasi yang anggotanya identik dengan kategori saham lapis ketiga ini punya fluktuasi yang tinggi, mudah naik dan turun dalam waktu cepat. Saham-saham di papan akselerasi bisa menjadi alternatif saat IHSG sedang melandai atau bergerak dalam volatilitas yang kencang.

Baca Juga: Harga Saham Blue Chip Terus Melemah, Mana Yang Layak Beli?

Tapi, tetap hati-hati. Saran William, barengi dengan diversifikasi, setidaknya dengan saham-saham di lapis kedua.

"Untuk mengecilkan tingkat risiko memang ada baiknya fokus juga pada saham-saham second liner, karena cenderung lebih aman walaupun pergerakannya tidak secepat third liner dan akselerasi," kata William kepada Kontan.co.id, Selasa (4/6).

Analis Stocknow.id Emil Fajrizki menambahkan, ketika pasar sedang sepi, saham-saham lapis ketiga seperti saham di papan akselerasi cenderung lebih ramai diperdagangkan. Namun, ketika IHSG bergerak naik di zona hijau, saham-saham lapis ketiga juga bisa ikut terdongkrak.

Hanya saja, Emil mengingatkan barisan saham ini hanya cocok sebagai pilihan jangka pendek mengingat risikonya yang cukup tinggi. Sehingga perlu money management yang ketat untuk trading di saham-saham lapis ketiga ini.

Misalnya dengan menetapkan target kenaikan 3%-5% dari harga beli. "Untuk saham-saham akselarasi ini lebih cocok untuk day trade saja, karena tingkat volatilitas serta rawan aksi goreng saham yang tinggi," ungkap Emil.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menyarankan agar pelaku pasar lebih memperhatikan faktor teknikal, termasuk dari sisi volume dan fluktuasi harganya. Di antara saham papan akselerasi, Herditya melirik untuk trading buy PT Arsy Buana Travelindo Tbk (HAJJ) dan PT Tourindo Guide Indonesia Tbk (PGJO).

 
HAJJ Chart by TradingView

Saran Herditya, untuk saham HAJJ perhatikan support di Rp 118 dan resistance Rp 128 dengan target harga di Rp 136 - Rp 144. Kemudian support di Rp 87, resistance Rp 90 dan target harga Rp 92 - Rp 96 untuk saham PGJO.

William juga melirik saham PGJO. Selain itu, dia menyematkan rekomendasi buy pada saham PT Agro Bahari Nusantara Tbk (UDNG).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari