KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank-bank digital kini makin agresif dalam menjalankan ekspansi bisnisnya. Hal ini terlihat dari pertumbuhan kinerjanya hingga transformasi layanan dan produk yang semakin berkembang. Tentunya hal ini tak terlepas dari posisi permodalan yang semakin kuat. Kontan telah merangkum 11 bank digital dengan kondisi permodalannya di kuartal III-2024. Dari 11 bank tersebut, rata-rata kondisi modal intinya meningkat secara tahunan atau (
year on year/yoy). Namun rasio kecukupan modal untuk menanggung risiko kerugian bank atau
Capital Adequacy Ratio (CAR) dari bank-bank digital tersebut menurun secara tahunan. Hal ini sebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kualitas portofolio kredit, hingga perubahan suku bunga.
Baca Juga: Perolehan Laba Bank Konglomerat Hingga Kuartal III-2024 Melempem Dari 11 bank digital tersebut, PT Bank Allo Indonesia Tbk (Allo Bank) tercatat memiliki modal inti terbesar, yakni mencapai Rp 7,03 triliun, meningkat 4,3% yoy. Sementara itu secara rasio CAR, tertinggi ditempati oleh Superbank dengan CAR sebesar 135,24% per September 2024. Walau demikian angka itu terlihat menurun dari posisi tahun lalu (yoy) yang sebesar 242,38%. Presiden Direktur Allo Bank Indra Utoyo mengatakan, setelah menyelesaikan Penawaran Umum Terbatas (PUT) II Tahun 2021 sebesar Rp 750 miliar dan PUT III Tahun 2022 sebesar Rp 4,8 triliun, posisi Ekuitas Allo Bank secara terus menerus menguat secara organik melalui penambahan laba bersih yang dicapai Bank. "Kedua rights issue ini berhasil menempatkan Bank dalam kategori KBMI 2 dan BUKU 3, serta menjadikan Allo Bank sebagai salah satu bank umum berbasis digital dengan permodalan paling baik di Indonesia," ungkap Indra kepada Kontan.co.id, Jumat (8/11). Indra menyebut, dengan total ekuitas yang semakin meningkat, pihaknya belum memiliki rencana untuk melakukan penambahan modal lagi secara inorganik melalui Aksi Korporasi pada tahun 2024.
Baca Juga: Tingkat Efisiensi Sejumlah Bank Tetap Naik Saat Biaya Dana Tinggi Per triwulan III-2024, Allo Bank mencatatkan total ekuitas mencapai Rp 7,22 triliun meningkat 4,9% yoy. Adapun secara CAR, Allo Bank memiliki kecukupan modal yang sehat dan kuat, dimana per September 2024 mencapai 85,30%. Angka ini meningkat dari posisi periode tahun lalu yang sebesar 84,56%. "Kami menilai bahwa posisi ekuitas yang kuat ini sangat suportif untuk menghadapi setiap risiko serta mendukung aspirasi pertumbuhan Bank saat ini dan di masa depan," ucapnya. Lebih lanjut ia menjelaskan, arah strategi perusahaan secara umum masih sama, dimana pihaknya akan terus berupaya menjalin kolaborasi dengan berbagai mitra strategis melalui penerapan model Open Banking untuk memperkaya dan meningkatkan nilai layanan finansial yang disediakan oleh Bank secara contextual, terutama untuk sektor-sektor yang dekat dengan aspek-aspek kehidupan nasabah. Di posisi kedua dengan modal inti terbesar ada PT Bank Jago Tbk yang mencatat modal inti sebesar Rp 6,53 triliun pada kuartal III-2024. Walau demikian angka itu menurun 6,2% yoy. Posisi CAR per September 2024 tercatat masih kuat, yakni sebesar 45,56%, meskipun telah menurun dari 71,33% per September 2023 lalu. Di posisi ketiga ada PT Bank Jasa Jakarta atau yang dikenal dengan nama Bank Saqu. Kendati belum merilis laporan keuangan per September 2024, namun modal intinya di semester I-2024 telah mencapai Rp 6,45 triliun, meningkat 6,4% yoy. Sementara rasio kecukupan modalnya juga terlihat tinggi, berada di angka 138,50% per Juni 2024, meski turun dari periode tahun lalu 198,84%. Di posisi keempat ada PT Bank Seabank Indonesia. Walaupun belum melaporkan keuangan pada periode September 2024, namun intinya di semester I-2024 telah mencapai Rp 5,44 triliun, meningkat 5%. Adapun rasio CAR-nya terlihat menurun menjadi 34,56% di semester I-2024 dari 38,75% di semester I-2023.
Baca Juga: SuperApp BYOND by BSI Resmi Diluncurkan! Hadirkan Layanan Komprehensif, Nyaman & Aman Junedy Liu, Wakil Direktur Utama SeaBank Indonesia menyampaikan, dengan permodalan yang kuat saat ini, pihaknya berharap agar bisa secara organik tumbuh menuju ke KBMI 2. "Oleh karena itu, memang dengan
profitability yang meningkat setiap tahun, kami yakin kami bisa mencapai posisi itu dalam waktu dekat dan melalui upaya kami sendiri. Nah kalau kami lihatnya kami terus-menerus akan berusaha bertumbuh, baik itu secara aset maupun
profitability," ungkapnya. Oleh sebab itu kata Junaedy, Seabank kini banyak melakukan inovasi agar bisa sumber pemasukannya tidak hanya terkonsentrasi pada satu atau dua jenis produk, tapi bisa lebih banyak lagi. "Tapi tentu saja karena modal kami kuat, kemampuan kami untuk berinovasi dan ekspansi itu masih besar," tambahnya. Di sisi lain, ia mengaku belum berencana untuk membagikan dividen, karena menurut Junaedy fokus perusahaan adalah bagaimana bisa bertumbuh menguatkan bisnis dan juga bertumbuh menuju KBMI 2. Superbank berada di posisi kelima dengan modal inti mencapai Rp 5,03 triliun pada kuartal III-2024, meningkat 17,1% yoy dengan rasio kecukupan modalnya mencapai angka tertinggi dari 10 bank digital lain. PT Bank Raya Indonesia berada di posisi ke-10 dengan modal inti mencapai Rp 3,18 triliun, angaka ini menurun 1% dari posisi periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,21 triliun. Adapun rasio kecukupan modalnya capai 42,36% menurun dari 48,98% di September 2023. Rustarti Suri Pertiwi, Direktur Keuangan Bank Raya mengatakan, dengan kondisi permodalan yang sangat memadai, maka Bank Raya belum melihat kebutuhan untuk penambahan modal. "Bank Raya melihat bahwa modal yang dimiliki masih mencukupi untuk mendukung pertumbuhan bisnis Bank Raya kedepan, utamanya pertumbuhan bisnis digital yang berfokus pada segmen UMKM," katanya. Menurutnya, modal merupakan salah satu komponen utama dalam menunjang pertumbuhan bisnis sebuah bank, terutama dalam hal penyaluran kredit. Mengingat dalam penyaluran kredit, sebuah bank harus memperhitungkan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk Risiko Kredit. Dengan modal yang kuat, maka Bank akan dapat mengeksplore berbagai peluang pertumbuhan bisnis kedepan namun dengan harus tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.
"Dengan demikian, dengan kondisi permodalan yang sangat terjaga, diharapkan Bank Raya akan dapat terus bertumbuh sesuai dengan target dan strategi bisnis yang telah ditetapkan," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi