Intip Potensi Nilai Substitusi Impor Komponen Sel Surya Jika Produksi di Dalam Negeri



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan potensi mensubstitusi impor komponen Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) seperti wafer silikon, semi konduktor, hingga sel surya sangat besar untuk Indonesia. 

Direktur Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Non Logam (ISKBGNL) Kemenperin,

Wiwik Pudjiastuti menyampaikan, mengutip data Badan Pusat Statistika (BPS) 2022, potensi nilai substitusi impor untuk Wafer Silikon mencapai US$ 17,7 juta, kemudian produk semi konduktor US$ 120 juta, untuk solar cell tidak dirakit senilai US$ 6,2 juta, dan solar cell dirakit mencapai US$ 65,9 Juta. 


“Apabila bisa disiapkan di dalam negeri, tentunya ini menjadi potensi yang sangat besar untuk Indonesia, sehingga potensi-potensi substitusi impor produk olahan silika sebagai bahan baku industri PV dan semikonduktor tersebut dapat diraih,” tutur Wiwik dalam keterangan resmi, Sabtu (16/9). 

Baca Juga: Ekspansi Bisnis, Sinar Mas Bangun Pabrik Sel dan Modul Surya di Jawa Tengah

Adapun berdasarkan Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) Kemenperin, saat ini tercatat ada 21 perusahaan pengolahan pasir silika dengan kapasitas terpasang 738.536 ton per tahun (tpy) dengan realisasi volume produksi dari sembilan perusahaan pada tahun 2022 sebesar 404.755 ton.

“Dari sembilan perusahaan yang tersebar di Jawa dan Kalimantan tersebut, utilisasinya sebesar 68,48%. Sedangkan untuk jenis produknya, masih diminati pasir silika, tepung silika dan resin coated sand,’’ terangnya.

Melansir data BPS sampai dengan Juli 2023, saat ini Indonesia masih cukup besar mengimpor komponen PLTS dari berbagai negara. Produk sel surya yang belum dirakit nilai impornya mencapai US$ 13,59 juta, kemudian sel surya yang sudah dirakit menjadi modul surya dan panel senilai US$ 68,31 juta dan semikonduktor senilai US$ 57,40 juta. 

Kemenperin telah menyelenggarakan Focus Group Discussion terkait pengembangan hilirisasi silika. Melalui kegiatan FGD ini, diharapkan bisa diperoleh kontribusi dan rekomendasi kebijakan untuk menyusun roadmap industri wafer silikon.

FGD ini merupakan rangkaian pertama dari kegiatan hilirisasi silika menjadi wafer silikon. Sebagai langkah awal, Kemenperin berupaya mengumpulkan informasi, masukan, serta pandangan-pandangan untuk mempercepat pengembangan hilirisasi silika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi