KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) berpotensi menguat pada perdagangan hari ini, Senin (13/1). Jumat (10/1), IHSG menguat 24,27 poin atau 0,34% ke level 7.088,86. Tapi dalam sepekan IHSG terkoreksi sebesar 1,05%. Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang melihat, secara teknikal,
rebound IHSG pada perdagangan Jumat (10/1) membuka peluang pembentukan
golden cross pada Stochastic RSI. Dia memperkirakan IHSG bakal bergerak di level
resistance 7.130 dan
support 7.030, dengan pivot di 7.100 pada perdagangan Senin.
Sentimen positif berasal dari penguatan nilai tukar rupiah sebesar 0,083% ke Rp 16.180 per dolar AS dan berpotensi menguat lebih lanjut. Hal tersebut dipengaruhi oleh keputusan People's Bank of China (PBOC) untuk menghentikan sementara pembelian treasury bond. “Ini dinilai sebagai upaya untuk mendorong penguatan nilai tukar yuan terhadap dolar AS,” kata Alrich kepada Kontan.co.id, Jumat (10/1).
Baca Juga: Emiten Konglomerat IPO, Investor Diingatkan Tetap Cermat Dari dalam negeri, penjualan ritel tumbuh 0,9% secara tahunan (YoY) pada Desember 2024. Ini lebih rendah dari 1,5% yoy di November 2024. Namun, penjualan kendaraan relatif membaik di Desember 2024. Penjualan motor turun 5,5% YoY di Desember 2024, lebih baik dari penurunan 10,30% YoY di November 2024. “Sementara, penjualan mobil turun 6,4% YoY di Desember 2024, lebih baik dari penurunan sebesar 11,9% YoY di November 2024,” ungkapnya. Menurut Alrich, data-data di atas memperkuat ekspektasi pasar bahwa aktivitas ekonomi di Desember 2024 jauh lebih baik dari perkiraan dan diyakini meningkat di kuartal I 2025. Namun, saham-saham dengan pergerakan menarik justru dari sektor energi, seperti
ADMR,
BUMI,
PTBA, dan
ENRG. “Saham lain yang dapat diperhatikan investor pada perdagangan besok adalah
ANTM dan
TOWR,” tuturnya.
Baca Juga: Menilik Rencana BEI dan OJK Mengerek Batas Minimum Saham Free Float VP Marketing, Strategy and Planning PT Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi melihat, pelemahan IHSG pada pekan lalu terjadi bersamaan dengan aksi jual asing yang mencapai Rp 2,49 triliun di seluruh perdagangan dalam sepekan. Aksi itu merupakan respons investor pasca rilis risalah FOMC The Fed Januari 2025. Dalam pertemuan tersebut, The Fed bilang akan lebih berhati-hati dalam pemangkasan suku bunga akibat ketidakpastian di pasar. “Ketidakpastian itu seiring dengan kekhawatiran inflasi dan potensi dampak dari kebijakan Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap upaya menekan inflasi,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (12/1). Audi memperkirakan IHSG bakal bergerak
mixed cenderung menguat terbatas pada perdagangan Senin (13/1). Pergerakannya diproyeksikan bakal ada di rentang level
support 7.020 dan
resistance 7.158, dengan indikator MACD masih menunjukkan tren yang melandai.
Baca Juga: Data Tenaga Kerja AS Solid, Rupiah Berpotensi Tertekan di Senin (13/1) Sentimennya adalah pasar yang masih akan wait and see seiring dengan penantian arah pandangan kebijakan dari Bank Indonesia (BI).
“BI diperkirakan masih akan menahan suku bunga acuan di level 6%. Hal ini seiring dengan fluktuasi nilai Rupiah yang masih tertekan,” ungkapnya. Audi merekomendasikan
speculative buy untuk
ANTM dengan level
support di Rp 1.400 per saham dan
resistance di Rp 1.565 per saham. Rekomendasi
speculative buy juga disematkan untuk
TLKM dengan level
support Rp 2.550 per saham dan
resistance Rp 2.850 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati