KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten
poultry atau perunggasan tampaknya bakal positif hingga akhir tahun 2024. Sentimen positif tersebut muncul karena salah satunya kenaikan harga unggas. Equity Analyst PT Pilarmas Invetindo Sekuritas, Arinda Izzaty memperkirakan prospek emiten
poultry di semester II-2024 cenderung positif. Hal ini tak lepas dari peningkatan harga unggas yang lumayan signifikan jika dibandingkan dengan harga unggas pada semester II-2023. Namun, peningkatan harga unggas tak dibarengi dengan peningkatan harga jagung, di mana sejak pertengahan 2023 terus mengalami penurunan. Hal ini mempengaruhi penurunan pendapatan emiten
poultry pada segmen pakan ternak.
"Akan tetapi, kami rasa pendapatan pada segmen penjualan unggas akan menutupi pelemahan pada pendapatan segmen pakan ternak," kata Arinda kepada Kontan, Kamis (15/8). "Dan sejauh ini daya beli dan konsumsi di sektor ini masih tetap terjaga, meskipun memang rasanya kenaikan harga memang akan mempengaruhi daya beli," tambahnya. Selain itu, adanya program makan siang gratis pada pemerintahan baru nanti juga bisa meningkatkan permintaan akan produk protein hewani, yang pada akhirnya membawa dampak positif bagi emiten
poultry. Baca Juga:
Simak Rekomendasi Saham Teknikal AUTO, CPIN, dan PGEO untuk Jumat (16/8) "Kita tampaknya juga perlu memperhatikan prospek yang positif bagi emiten
poultry jika pemerintahan baru nanti telah dimulai," terangnya. Arinda menjelaskan bahwa sejauh ini kinerja emiten
poultry masih cukup positif dengan
gain secara
year to date, saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (
CPIN) naik 2,48%, PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk (
JPFA) naik 33,47% dan PT Malindo Feedmill Tbk (
MAIN) +61,17%. Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo memprediksi bahwa kinerja emiten poultry pada semester II-2024 akan cenderung melambat dibandingkan semester sebelumnya. Hal ini mengingat kembali normalnya konsumsi masyarakat serta hari besar yang cenderung sedikit. "Kami melihat pergerakan harga akan cenderung
sideways karena pelaku pasar akan cenderung menunggu
result kuartal III-2024 dan kenaikan harga saham
poultry kemarin pun sudah
priced in sebelum kinerja keuangannya rilis," ujar Azis kepada Kontan, Rabu (15/8). Azis merekomendasikan
trading buy JPFA dengan target harga Rp 1,680. Sementara itu, Arinda memberikan target harga saham dalam jangka panjang untuk CPIN di Rp 5.825, JPFA Rp 1.860 dan MAIN di level Rp 885.
Laba Bersih Emiten Poultry Sebagai informasi, CPIN mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,76 triliun pada semester pertama tahun 2024, meningkat 28,46% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu yang sebesar Rp 1,37 triliun.
Peningkatan laba bersih ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan sebesar 6,70%. CPIN mencatatkan pendapatan sebesar Rp 32,96 triliun pada semester I-2024, meningkat dari Rp 30,89 triliun pada tahun sebelumnya. Sementara itu, JPFA juga mencatatkan kinerja positif dengan laba bersih mencapai Rp 1,47 triliun pada semester I-2024, melonjak signifikan dari Rp 81,97 miliar pada periode yang sama di tahun 2023. Peningkatan laba bersih ini dipicu oleh pertumbuhan pendapatan sebesar 14,45%, dengan pendapatan mencapai Rp 27,64 triliun, dibandingkan dengan Rp 24,15 triliun pada tahun 2023. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari