Intip Prospek Harga Minyak Jelang Pertemuan OPEC+



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia semakin memanas jelang pertemuan OPEC+. Pasar berekspektasi pada pertemuan tersebut pemangkasan produksi 1 juta barel bakal berlanjut.

Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong mengatakan, probabilitas lanjutan pemangkasan produksi 50:50. Terlebih, ia mencermati investor cenderung berhati-hati dan skeptis lantaran kenaikan harga minyak saat ini masih belum mencerminkan ekspektasi pemangkasan produksi.

"Sewajarnya apabila investor yakin akan pemangkasan tambahan, maka minyak bisa melonjak jauh lebih besar," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (30/11).


Baca Juga: Pertemuan OPEC+ Panaskan Harga Minyak Dunia

Per pukul 19.25 WIB, harga minyak WTI tercatat naik 0,78% ke US$ 78,44 per barel dan minyak Brent naik 0,64% ke  US$ 83,41 per barel.

Meski begitu, arahnya diihat cenderung lanjut pemangkasan. Sebab, minyak disebut masih kelebihan pasokan dengan lesunya permintaan dari China sebagai importir minyak terbesar dunia lantaran sektor manufaktur yang masih terkontraksi.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi sepakat bahwa arahnya OPEC+ akan lanjut memangkas produksi. Sebab, kondisi ekonomi global sedang tidak baik sehingga permintaan minyak terus menyusut.

Ia menuturkan, sebelum Covid-19 permintaan minyak per hari mencapai 100 juta per barel. Saat ini, walaupun sudah terjadi perbaikan, tetapi masih berada di bawah level normal, yakni di 70 juta per barel karena tekanan pada ekonomi global.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik Lebih dari 1% Jelang Pertemuan OPEC+

"Sehingga apabila tidak dipangkas maka harga minyak bisa kembali turun ke bawah US$ 74 per barel," sebutnya.

Ibrahim pun memproyeksikan harga minyak berada di rentang US$ 75 per barel hingga US$ 77 per barel di akhir tahun, lantaran data-data ekonomi yang masih tertekan dan perlambatan ekonomi China. Sementara Lukman lebih optimis dengan memproyeksikan harga di akhir tahun di US$$ 83 per barel hingga US$ 85 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi