KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia berencana melarang ekspor tembaga mentah. Kebijakan tersebut dinilai positif dan akan mendongkrak harga tembaga. Pelarangan ekspor tembaga rencananya akan dilakukan usai Freeport Indonesia dan Amman Mineral International selesai membangun pabrik smelter tahun depan. Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuabi mengatakan kebijakan tersebut akan mempengaruhi kenaikan harga tembaga.
Menurutnya, dengan mengurangi ekspor tembaga di tengah pelemahan ekonomi China dan Eropa, khususnya Jerman akan mengurangi permintaan. "Sehingga strategi pemerintah untuk mengangkat harga tembaga, yang anggap saja di atas US$ 9.000 dari harga saat ini di kisaran US$ 8.500 dengan cara politis dengan menghentikan ekspor tembaga," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (20/6).
Baca Juga: Progres Pembangunan Pabrik Smelter Freeport di Gresik Capai 72%, Ini Harapan Jokowi Pengamat komoditas Lukman Leong menambahkan, Indonesia merupakan salah satu negara produsen tembaga terbesar. Berdasarkan datanya, Indonesia memproduksi hampir 1 juta metrik ton atau 920 ribu MT dan berada di posisi ke-7 dunia. "Secara angka cukup berdampak di tengah ekspektasi kekurangan pasokan di masa depan," katanya. Ia juga menilai bahwa rencana pemerintah ini akan positif untuk harga tembaga. Hanya saja untuk saat ini pengaruhnya lebih kepada psikologis, mengingat smelter ditargetkan selesai Mei 2024. Di sisi lain, harga tembaga akhir-akhir ini mengalami kenaikan juga didorong oleh perlemahan dolar Amerika Serikat (AS). Selain itu harapan pada stimulus yang lebih besar serta pemangkasan suku bunga oleh pemerintah China. Dari sisi supply, persediaan tembaga di LME berada di bawah 72.000 ton pada Juni, terendah dalam sebulan.
Baca Juga: Jokowi Ingin Pembangunan Pabrik Foil Gresik Segera Rampung "Output produsen terbesar Chili diperkirakan turun sebanyak 7% tahun ini menyusul penurunan 10,6% pada 2022," paparnya. Lukman memproyeksikan harga tembaga di level US$ 9.000 - US$ 9.200 per MT dan tahun depan pada level US$ 10.500 - US$ 11.000 per MT. Sementara Ibrahim memperkirakan harga tembaga tahun ini mencapai US$ 10.000 per MT. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi