Intip Prospek Kinerja Emiten Poultry dan Rekomendasi Sahamnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten poultry turun di semester I 2023 lalu. Namun, kinerja emiten pakan ternak ini diprediksi bangkit di kuartal IV 2023.

Hanya saja, banyak sentimen negatif yang membayangi. Analis Ciptadana Sekuritas Muhammad Gibran menyebut, harga bahan pakan ternak, seperti jagung, masih tinggi. Sebab, puncak musim kemarau akibat El Nino akan terjadi pada bulan September, Oktober, dan November. Harga pakan ternak yang tinggi ini berpotensi membebani emiten poultry

Pada bulan September 2023, harga jagung lokal mencapai Rp 6.400 per kilogram, naik 27% secara kuartalan. Namun, harga jagung lokal diprediksi akan turun ke Rp 5.000 – Rp 6.000 per kilogram di kuartal IV 2023.


“Lonjakan harga pakan tidak akan mengurangi profitabilitas secara signifikan, karena sektor ini masih meneruskan kenaikan harga kepada pelanggan atau peternak,” ujarnya dalam riset Ciptadana Sekuritas tertanggal 29 September 2023.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Charoen Pokphand (CPIN) yang Punya Sentimen Positif di 2023

Gibran melihat, harga day old chick (DOC) dan ayam broiler bisa memulih karena pemerintah tengah melaksanakan program culling yang keempat. Hal tersebut juga didorong peningkatan permintaan selama bulan Ramadan 2023.

Dampaknya terhadap harga jual produk cukup positif, tercermin dari harga ayam broiler mulai pulih ke Rp 21.032 per unit pada bulan Agustus 2023. Situasi tersebut dilihat Gibran menguntungkan bagi emiten poultry, khususnya PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA).

Program culling dari pemerintah juga menyebabkan kenaikan harga ayam broiler menjadi sekitar Rp 20.000 – Rp 25.000 per unit pada bulan Agustus hingga Oktober.

“Hal ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap peningkatan average selling price (ASP) produk unggas,” kata Gibran.

Oleh karena itu, Gibran memperkirakan, pendapatan emiten poultry di semester II 2023 akan lebih baik dibandingkan semester I. Sebab, harga pasar ayam broiler yang menarik akan terus menarik konsumen, meskipun harga pakan lebih tinggi.

Sebagai gambaran, JPFA mencatatkan laba bersih Rp 81,97 miliar di semester I 2023, turun 92,62% dari periode yang sama di tahun 2022. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) laba bersihnya juga merosot 43% menjadi Rp 1,37 triliun dari sebelumnya Rp 2,41 triliun.

Gibran pun memberikan rekomendasi beli saham CPIN dengan target harga Rp 6.100 per saham dan hold untuk saham JPFA dengan target harga Rp 1.290 per saham.

“Pendapatan mereka berpotensi meningkat pada paruh kedua tahun 2023. Ada kemungkinan besar target harga ini akan kami tingkatkan setelah kinerja kuartal III 2023 rilis,” kata Gibran.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Japfa (JPFA) yang Diprediksi Membaik pada Semester II-2023

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat