KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perekonomian Indonesia tengah menggeliat seiring dengan berbagai dinamika, baik di dalam maupun luar negeri. Ketidakpastian yang timbul akibat pergantian pemerintahan Indonesia, hingga perubahan suku bunga Federal Reserve. Head of Fixed Income Research Sinarmas Sekuritas Aryo Perbongso mengatakan, the Fed telah mengeluarkan revisi terbaru. The Fed telah mengakomodasi penurunan suku bunga satu kali dan mengakui bahwa inflasi menjadi sticky alias sulit turun. Informasi tersebut telah diperhitungkan di pasar, sehingga imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun mencapai 4,26% pada 20 Juni 2024. Sebaliknya, imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun meningkat, dan nilai tukar rupiah terdepresiasi menjadi Rp 16.430 per dolar Amerika Serikat (AS).
Intip Prospek Obligasi dan Saham di Tengah Tingginya Ketidakpastian Pasar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perekonomian Indonesia tengah menggeliat seiring dengan berbagai dinamika, baik di dalam maupun luar negeri. Ketidakpastian yang timbul akibat pergantian pemerintahan Indonesia, hingga perubahan suku bunga Federal Reserve. Head of Fixed Income Research Sinarmas Sekuritas Aryo Perbongso mengatakan, the Fed telah mengeluarkan revisi terbaru. The Fed telah mengakomodasi penurunan suku bunga satu kali dan mengakui bahwa inflasi menjadi sticky alias sulit turun. Informasi tersebut telah diperhitungkan di pasar, sehingga imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun mencapai 4,26% pada 20 Juni 2024. Sebaliknya, imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun meningkat, dan nilai tukar rupiah terdepresiasi menjadi Rp 16.430 per dolar Amerika Serikat (AS).