KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) melemah 0,35% atau 25,56 poin ke level 7.227,40 pada Jumat (19/1). Dalam sepekan, IHSG melorot 0,19%. Pengamat pasar modal &
founder WH-Project William Hartanto menilai pergerakan IHSG masih
mixed, karena cukup jelas terlihat pengujian level 7.200 sebagai
support. Namun sejauh ini berhasil dipertahankan. “Penyebab pergerakan
mixed dari IHSG ini masih antara
profit taking saham-saham
big caps dari emiten Prajogo Pangestu seperti, BREN BRPT, TPIA yang melawan
big caps perbankan seperti BBCA, BBRI, BBNI, dan BMRI,” ujar William saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (19/1).
Baca Juga: IHSG Ditutup Melorot di Akhir Perdagangan Pekan Ketiga Januari 2024 Selain itu, dia menyebutkan penyebab pergerakan IHSG yang masih
mixed tersebut juga karena adanya tekanan bobot dari saham PT Astra International Tbk (ASII). Saham ASII dalam sepekan ini terjadi
net buy asing. “Namun tidak besar, sehingga kondisi tersebut tidak mendukung penguatan lanjutan,” kata Wiliam. Wiliam pun memberi kesimpulan bahwa, hingga sepekan ke depan pergerakan IHSG masih akan menguji level 7.200,
mixed dengan faktor saham-saham
big caps yang telah disebutkan di atas. “Adapun untuk sektor yang dapat diperhatikan yaitu, pertambangan dan perbankan,” ujarnya. Sementara saham yang direkomendasikan yakni, PT AKR Corporindo Tbk (
AKRA) dengan target harga Rp 1.690 per saham, PT Impack Pratama Industri Tbk (
IMPC) dengan target harga Rp 420 per saham, dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (
MDKA) dengan target harga Rp 2.800 - Rp 3.000 per saham. Sementara analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menyebut selama sepekan ini pergerakan IHSG lebih didominasi oleh sentimen dari global.
Baca Juga: IHSG Tergelincir 0,35% ke 7.227 di Akhir Pekan, EMTK, TBIG & BRPT Top Losers di LQ45 “Hal itu tercermin lantaran di mana rilis data ekonomi dari Amerika Serikat (AS) dan China mempengaruhi pergerakan IHSG,” ujar Herditya kepada Kontan.co.id, Jumat (19/1). Selain itu, dia mengatakan sentimen lainnya juga dipengaruhi dari adanya konflik di Laut Merah yang mempengaruhi harga komoditas dunia.
Untuk pekan depan, Herditya mengatakan investor dapat mencermati saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (
BSDE) dengan target harga Rp 1.070 - Rp 1.100 per saham, lalu PT Hartadinata Abadi Tbk (
HRTA) dengan target harga Rp 382 - Rp 402 per saham dan PT Blue Bird Tbk (
BIRD) dengan target harga Rp 1.900 - Rp 2.000 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat