KONTAN.CO.ID- JAKARTA. Emiten yang bergerak di sektor minyak dan gas (migas) mencatatkan kinerja yang beragam sepanjang sembilan bulan pertama 2023. Namun, mayoritas membukukan penurunan pendapatan yang disebabkan oleh penurunan harga minyak Misalkan PT AKR Corporindo Tbk (
AKRA) yang pendapatannya turun 13% menjadi Rp 29,97 triliun per akhir kuartal III-2023 dari sebelumnya Rp 34,58 triliun di dari periode yang sama tahun lalu. Penurunan pendapatan ini karena harga jual rata-rata minyak bumi dan bahan kimia dasar yang lebih rendah. Asal tahu, segmen perdagangan & distribusi merupakan tulang punggung AKRA. Sepanjang Januari-September 2023 jumlahnya mencapai Rp 27,91 triliun atau 93% dari total pendapatan AKRA. Jumlah ini menurun 15,66% dari pendapatan perdagangan dan distribusi di periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 33,10 triliun.
Namun, AKRA menghasilkan laba bersih untuk 9 bulan yang berakhir pada 30 September 2023 sebesar Rp 1,71 triliun, 9% lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu. “Bisnis perdagangan dan distribusi produk bahan bakar ke pelanggan B2B dan SPBU retail terus memberikan pertumbuhan yang sehat dengan permintaan Bio solar, bensin meningkat sepanjang tahun,” terang Haryanto Adikoesoemo, Direktur Utama AKRA.
Baca Juga: IHSG Dominan di Zona Hijau, Cek Rekomendasi Saham BIPI, MAPA, TLKM, MEDC, KLBF, JSMR Penurunan pendapatan akibat menurunnya harga jual juga dialami oleh PT Medco Energi Internasional Tbk (
MEDC). Medco melaporkan penurunan laba bersih periode sebesar 39,5% secara
year-on-year (YoY) menjadi US$ 242,37 juta dari sebelumnya mencapai US$ 400,92 juta. Penurunan laba bersih ini sejalan dengan turunnya pendapatan MEDC. Emiten besutan Hilmi Panigoro ini membukukan pendapatan senilai US$ 1.66 miliar. Realisasi tersebut melemah 4,52% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 1,74 miliar Roberto Lorato, CEO Medco Energi menyebut, setidaknya ada dua penyebab tertekannya kinerja MEDC. Pertama, penurunan harga minyak dan gas. Meskipun produksi minyak & gas MEDC stabil secara year-on-year (yoy) di angka 161 million barrel of equivalent per day (mboepd), rata-rata harga minyak mengalami penurunan hingga US$ 24,1 per barel menjadi US$ 77 per barel. Di periode yang sama tahun 2022, rata-rata harga jual minyak mencapai US$ 101,1 per barel. Namun, MEDC menyebut harga minyak telah pulih ke level US$ 80 per barel di kuartal III-2023. Kedua adalah penurunan kontribusi laba bersih Medco yang berasal dari anak usahanya, yakni PT Amman Mineral Internasional Tbk (
AMMN).
Baca Juga: IHSG Masih Mencari Arah di Awal Perdagangan Kamis (9/11) Penurunan laba bersih juga dialami oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (
PGAS). Emiten pelat merah ini membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 198,49 juta. Realisasi ini turun 36,07% dari realisasi laba bersih di periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 310,52 juta Penurunan laba bersih ini terjadi di Tengah kenaikan pendapatan. PGAS membukukan pendapatan senilai US$ 2,69 miliar, naik tipis 1,89% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu yakni US$ 2,64 juta. “Di tengah situasi global terkini, kondisi ekonomi Indonesia bertahan dengan baik sehingga konsumsi gas bumi domestik tetap tinggi,” terang Direktur Utama PGAS, Arief S. Handoko. Adapun Volume penjualan niaga gas per triwulan III-2023 mencapai 935
british thermal unit per day (BBTUD), sedangkan untuk volume transmisi gas bumi sebesar 1.444 million standard cubic feet per day (MMSCFD).
Baca Juga: IHSG Diprediksi Menguat, Cek Rekomendasi Saham dari Bahana Sekuritas Berbeda nasib, kinerja keuangan PT Elnusa Tbk (
ELSA) kompak mengalami pertumbuhan sepanjang sembilan bulan pertama 2023. Anak usaha PT Pertamina (Persero) ini membukukan laba bersih sebesar Rp 407 miliar untuk periode yang berakhir pada 30 September 2023. Laba bersih ini tumbuh sebesar 40% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 291 miliar. Kenaikan laba bersih ini sejalan dengan kenaikan pendapatan. Ppendapatan konsolidasian ELSA selama sembilan bulan pertama 2023 mencapai Rp 8,98 triliun. Realisasi ini berhasil tumbuh 5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 8,57 triliun. Adapun kenaikan pendapatan ini sejalan dengan kenaikan kontrak. ELSA mencatatkan realisasi kontrak sebesar Rp 11,58 triliun sampai dengan September 2023. Realisasi ini tumbuh 13% dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp 10,26 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati