Intip Rekomendasi Saham ADRO yang Menggelar Buyback Saham Jumbo



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) melakukan aksi korporasi berupa pembelian kembali alias buyback saham. Emiten pertambangan batubara ini akan melakukan buyback saham dengan nilai yang cukup jumbo, yakni sebanyak-banyaknya Rp 4 triliun

Buyback saham akan dilakukan secara bertahap dalam periode tiga bulan terhitung sejak tanggal 15 Februari 2023 sampai dengan 15 Mei 2023.

Buyback tersebut sejalan dengan pergerakan saham ADRO yang cukup merosot sejak awal tahun. Asal tahu saja, ADRO menjadi satu dari sekian banyak saham di sektor energi yang berkinerja kurang apik sepanjang tahun ini. Mengutip RTI, saham emiten besutan Garibaldi ‘Boy’ Thohir ini terkoreksi hingga 23,64%.


Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan mengatakan, jika dilihat dari price to book value (PBV), valuasi saham ADRO saat ini sudah relatif murah, dimana PB saham ADRO saat ini sudah berada di kisaran 1 kali saja akibat koreksi yang cukup sejak awal tahun.

Baca Juga: Menakar Dampak Buyback Saham Adaro Energy Terhadap Pergerakan Saham ADRO

Jika dibandingkan dengan valuasi peers pun, saham ADRO juga jauh lebih murah. Sebut saja dengan  PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang diperdagangkan dengan PB value di 1,52 kali dan saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan PB value 1,36 kali.

Penurunan harga saham batubara baru-baru ini dinilai Felix akibat turunnya harga batubara acuan global. Ada sejumlah biang keladi turunnya harga batubara di awal tahun ini. Pertama datang dari penurunan harga gas alam di Eropa. Harga gas alam Eropa turun seiring dengan berakhirnya musim dingin, sehingga kebutuhan untuk listrik relatif berkurang. 

Selain itu, cadangan gas di Benua Biru tersebut juga relatif tinggi, yakni di level 70%. Hal ini menjadi sentimen negatif untuk batubara, karena gas merupakan sumber energi utama di Eropa. Di sisi lain, apabila penggunaan gas kembali sedia kala, maka permintaan batubara dari Eropa berpeluang melemah.

Kedua, datang dari China. Negeri Panda tersebut berupaya meningkatkan produksi di tahun ini. Peningkatan produksi ini sejalan dengan pembukaan Kembali (reopening) ekonomi China.

Ditambah, indikasi perbaikan hubungan diplomatik antara China dan Australia, yang membuka peluang meningkatkan impor batubara dari Australia yang mana dalam kurun waktu 1,5 tahun terakhir relatif terhenti

“Untuk harga batubara di 2023 ini kami relatif moderat, di kisaran US$ 200 sampai US$ 250 per ton,” terang Felix.

Baca Juga: Analis Rekomendasikan Beli Saham MEDC, Simak Ulasannya

Felix memprediksi, kinerja ADRO di tahun ini memang akan mengalami pelandaian, seiring harga  batubara global yang juga sedang melemah.

Namun beberapa upaya diversifikasi usaha dari ADRO bisa menjadi katalis positif, seperti pembangunan pabrik pengolahan (smelter) aluminium, inisiatif ke sumber energi listrik, dan kawasan industri di Kalimantan Utara. Inisiatif diversifikasi ini dapat menjadi penopang bisnis ADRO ke depannya.

Panin Sekuritas masih merekomendasikan buy saham ADRO dengan target harga Rp 4.500. 

ADRO Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi