KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) mencatatkan laba US$ 1,9 juta pada tahun 2023. Angka ini turun dari US$ 21,2 juta di tahun 2022. Pendapatan ANJT juga tercatat sebesar US$ 236,5 juta per akhir tahun 2023. Pendapatan tersebut terpantau menurun 12,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Direktur Keuangan ANJT Nopri Pitoy menebutkan, penurunan pendapatan ANJT pada tahun lalu terutama disebabkan oleh lebih rendahnya harga jual rata-rata (HJR) untuk
Crude Palm Oil (CPO),
Palm Kernel (PK), dan
Palm Kernel Oil (PKO), serta penurunan volume penjualan PK. HJR CPO turun 12,9% menjadi US$ 731 per metrik ton (MT) dibandingkan US$ 840 per MT pada tahun lalu.
“Selain itu, HJR PK juga turun 36,0% menjadi US$ 358 per MT dan HJR PKO turun 33,1% menjadi US$ 734 per MT di tahun 2023,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (1/3).
Baca Juga: Laba Mayora (MYOR) Naik 64,44% di Tahun 2023, Simak Rekomendasi Sahamnya Namun, ANJT tercatat berhasil mencapai kinerja produksi yang positif dengan peningkatan produksi TBS sebesar 4,8% menjadi 881.051 MT dibandingkan tahun lalu, yaitu sebesar 840.581 MT. Peningkatan produksi tersebut dikontribusi oleh perkebunan di Pulau Belitung sebesar 254.579 MT, yang didorong oleh produktivitas yang tinggi dari tanaman-tanaman kelapa sawit muda hasil penanaman kembali (
replanting). Lebih lanjut, perkebunan muda di Papua Barat Daya menghasilkan total produksi TBS sebesar 120.445 MT, meningkat 7,2% dibandingkan produksi TBS pada tahun lalu. “Peningkatan produksi ini sejalan dengan tren peningkatan produksi dari tanaman muda yang baru menghasilkan serta perbaikan akses jalan dan infrastruktur,” paparnya. Dengan peningkatan produksi TBS tersebut, pertumbuhan produksi CPO sebesar 2,9% menjadi 283.659 MT. ANJT juga mencatatkan peningkatan produksi PKO sebesar 38,7% menjadi 1.459 MT di tahun 2023, yang berasal dari pabrik pengolahan kami di Papua Barat Daya. Sementara itu, produksi PK mengalami penurunan menjadi 52.432 MT pada tahun 2023 yang disebabkan oleh sifat genetik dari kelapa sawit yang baru ditanam menghasilkan inti sawit atau PK yang lebih kecil. “Seiring pertumbuhan produksi TBS dan CPO yang positif, ANJT berhasil mencatatkan peningkatan volume penjualan CPO sebesar 4,9% menjadi 288.941 MT dibandingkan capaian penjualan tahun lalu sebesar 275.320 MT,” tambahnya.
Baca Juga: Melandai di Awal Maret, Intip Arah IHSG & Rekomendasi Saham Unggulan Bulan Ini Selain itu, ANJT juga berhasil menjual sebanyak 1.049 MT PKO, meningkat 13,1% secara tahunan. Namun, volume penjualan PK mengalami penurunan sebesar 4,4%, sejalan dengan penurunan produksi PK.
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo melihat, pergerakan saham ANJT berada di level
support Rp 660 per saham dan
resistance Rp 775 per saham. William pun merekomendasikan
wait and see untuk ANJT dengan target harga Rp 775 per saham, sama dengan level
resistance. Pengamat pasar modal &
Founder WH-Project William Hartanto melihat, saham ANJT berada di level
support Rp 720 per saham dan
resistance Rp 775 per saham. William pun merekomendasikan beli untuk ANJT dengan target harga Rp 775 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi