KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (
BBNI) diyakini masih mampu mencapai target pertumbuhan pinjaman kredit hingga akhir tahun. Aksi
stock split yang direncanakan akan turut memoles harga saham BBNI jadi lebih menarik.
Research Analyst Reliance Sekuritas, Ayu Dian memproyeksikan, penyaluran kredit BBNI ke depannya akan cenderung stabil dan sejalan dengan target yang ditetapkan perseroan di kisaran 7%-9% YoY. Sentimen pendorong bagi penyaluran kredit BBNI ialah permintaan kredit korporasi yang diperkirakan akan tumbuh di tengah permintaan global yang menurun. Penyaluran kredit BBNI sepanjang paruh pertama berhasil tumbuh 4,9% YoY menjadi Rp 650,77 triliun. Namun jika dilihat secara kuartalan, penyaluran kredit BBNI hanya tumbuh sebesar 2,59% secara kuartalan.
Menurut Ayu, penyaluran kredit emiten perbankan pelat merah ini seret karena melambatnya kredit korporasi. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan yang lambat pada kredit modal kerja dan kredit investasi.
Baca Juga: Masuk MSCI Small Cap, Simak Prospek Bisnis & Rekomendasi Saham SMSM “Selain itu, lesunya penyaluran kredit juga didorong realisasi belanja pemerintah yang cenderung kecil atau baru mencapai 41% pada semester I 2023,” ucap Ayu kepada Kontan.co.id, Senin (21/8).
Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus memandang bahwa penyaluran kredit BBNI terlihat memang agak melambat. Bank BNI pun sempat kesulitan dalam melakukan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Namun, kesulitan yang dialami oleh BBNI turut dirasakan oleh perbankan lainnya terutama emiten bank Himbara. BBNI tetap optimis layaknya BBRI dan BMRI untuk bisa mencapai target pertumbuhan penyaluran kredit hingga akhir tahun. Nico menyebutkan, BBNI sejauh ini masih merupakan salah satu
stock pick Pilarmas Investindo hingga akhir tahun, bersama dengan bank-bank besar pemerintah lainnya. BBNI juga termasuk bank yang mampu penurunan biaya provisi terbesar bersama dengan BBCA. Menurut Nico, aksi
stock split akan membuat saham BBNI kian murah dan mendorong likuiditas yang lebih tinggi. Saat ini, saham BBNI diperdagangkan pada level harga Rp 9.125 per saham. Dengan fundamental yang kuat, potensi valuasi di masa yang akan datang masih akan naik, maka
stock split akan menjadikan saham BBNI lebih menarik karena harga sahamnya bisa terjangkau dan memberikan kesempatan untuk dapat membeli BBNI dengan harga yang murah. “Hal ini akan membuat pelaku pasar dan investor tertarik untuk membeli saham BBNI,” kata Nico kepada Kontan.co.id, Senin (21/8).
Baca Juga: Harga Batubara Naik 15,10% dalam Sebulan, Intip Rekomendasi Saham Emitennya Ayu turut melihat adanya dampak positif dari aksi
stock split BBNI, salah satunya untuk menciptakan likuiditas saham yang akan semakin meningkat. Seperti diketahui, BBNI berencana melakukan
stock split atau aksi pemecahan nilai saham dengan rasio 1:2. Adapun, rencana
stock split tersebut bakal terealisasi jika disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 19 September 2023.
Ayu merekomendasikan
trading buy pada BBNI dengan target harga di level Rp 9.600 per saham. Sedangkan, Nico menyarankan
buy untuk BBNI dengan target harga sebesar Rp 11.300 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi