KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham lapis pertama
(blue chip) dan saham dengan kapitalisasi pasar jumbo
(big cap) berpeluang mencetak kinerja cemerlang pada kuartal IV-2023. Investor bisa mencermati sejumlah katalis yang dapat memoles prospek saham
blue chip dan
big cap di pengujung tahun ini. Pelaku pasar tampak masih memburu saham
blue chip dan
big cap yang banyak menghuni indeks LQ45. Secara
year to date hingga Selasa (3/10), kinerja LQ45 mampu menguat 2,02%. Melaju lebih kencang dibanding Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menanjak 1,32%. Research Analyst Reliance Sekuritas Ayu Dian mengamati secara historis, menjelang akhir tahun investor cenderung mengantisipasi rilis kinerja keuangan dan terjadinya
window dressing. "Di tengah ekonomi dan konsumsi dalam negeri yang masih solid, hal ini akan meningkatkan optimisme pelaku pasar," kata Ayu kepada Kontan.co.id, Selasa (3/10).
Baca Juga: Nada Hawkish The Fed Menyeret Bursa Asia ke Zona Merah pada Selasa (3/10) Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengamini, antisipasi terhadap
window dressing di akhir tahun menjadi katalis tambahan yang menambah daya tarik saham
blue chip dan
big cap. "Tapi perlu dicatat, faktor tersebut karena kondisi fundamental perusahaan juga bagus," sebut Sukarno. Dus, progres kinerja emiten yang tergambar dalam laporan keuangan kuartal III akan menjadi faktor penting. Soal proyeksi kinerja, Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro memproyeksikan di antara saham konstituen LQ45, empat big bank masih membukukan pencapaian yang cemerlang. Seperti diketahui, empat
big bank meliputi PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (
BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (
BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (
BBNI). Proyeksi terhadap pertumbuhan kinerja di kuartal III merujuk pada laporan per bulan Agustus 2023. "Keempatnya kompak mencatatkan tren pertumbuhan dari
top line dan
bottom line. Jadi diproyeksikan bulan September juga berlanjut naik, sehingga akumulasi kuartal ketiga juga akan meningkat," terang Nico.
Baca Juga: Ada Angin Segar Dari Pemilu, Simak Rekomendasi Saham Minimarket dan F&B Sementara itu, Nico menaksir saham
big cap di sektor energi berbasis minyak dan batubara bisa kembali unjuk gigi. Meski masih melandai secara tahunan, tapi kinerja emiten energi pada periode kuartal III-2023 bisa lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya, yang terdorong oleh lonjakan harga komoditas global. Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto menambahkan, kembalinya
capital inflow dari investor asing bisa menjadi indikasi prospek apik saham
blue chip dan
big cap. Sebab, saat terjadi
net buy umumnya investor asing mengincar saham-saham tersebut. Dengan sejumlah katalis yang mengiringi, Certified Elliott Wave Analyst Master Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus menilai pelaku pasar layak untuk kembali akumulasi terhadap saham-saham
big cap dan
blue chip pada bulan Oktober ini. Jika sedang terjadi koreksi di pasar, investor dapat memanfaatkan momentum untuk melakukan aksi beli.
Baca Juga: Prediksi IHSG Beserta Rekomendasi Saham Untuk Esok (4/10) Rekomendasi Saham
Meski berpeluang naik, tapi William mencatat bahwa tingkat kenaikan harga saham-saham
blue chip dan
big cap tidak setinggi lonjakan di saham lapis kedua atau ketiga. "Saham-saham
big caps umumnya tidak langsung rally ketika mengalami
uptrend. Penguatan tipis per hari, tapi jelas arah trennya," ungkap dia. Sehingga, Sukarno tetap mengingatkan pelaku pasar untuk mencermati momentum teknikalnya. Analisa ini penting untuk melihat adanya sinyal bisa kembali mengalami
uptrend. "Hindari dulu saham yang sedang
downtrend," ujar dia.
Sebagai pilihan
trading buy, Sukarno menjagokan empat big bank yakni BBCA, BBRI, BMRI dan BBNI. Di sektor
consumer, Sukarno melirik PT Indofood Sukses Makmur Tbk (
INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (
ICBP) dan PT Ace Hardware Indonesia Tbk (
ACES). Kemudian, saham telekomunikasi yakni PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (
TLKM) dan PT XL Axiata Tbk (
EXCL). Tak jauh beda, William menyematkan rekomendasi buy bagi saham TLKM, BBNI, BMRI dan BBCA. Sedangkan Daniel menjagokan saham blue chip BBRI dan PT Astra International Tbk (
ASII). Sementara itu, Nico merekomendasikan BBRI, INDF, BMRI, dan BBNI dengan target harga masing-masing di level Rp 5.750, Rp 7.325, Rp 6.300, dan Rp 10.500. Ayu memilih saham BBCA dengan target harga Rp 9.400 dan speculative buy untuk PT Mitra Adiperkasa Tbk (
MAPI) target harga Rp 2.050. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari