Intip Rekomendasi Saham BNI (BBNI) yang Kredit Tumbuh Sejalan dengan Target



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mampu menjaga pertumbuhan kredit di kisaran 7%-9% hingga kuartal III-2023. Emiten pelat merah ini mengedepankan kualitas pinjaman terutama untuk korporasi swasta dalam meraih pertumbuhan kredit.

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Erni Marsella Siahaan mengatakan, BBNI telah menorehkan peningkatan yang solid dalam kualitas aset dan pertumbuhan pinjaman. Kinerja BBNI masih sesuai estimasi sampai dengan kuartal III-2023.

Bank Negara Indonesia (BBNI) melaporkan laba bersih dari periode awal tahun hingga kuartal ketiga sebesar Rp15,8 triliun atau meningkat 15% secara tahunan (YoY). Capaian itu sejalan proyeksi Ciptadana ataupun konsensus karena mencakup sekitar 75% dari tahun 2023.


Erni menjelaskan, biaya provisi terus menjadi pendorong utama pendapatan Bank BNI karena menurun sebesar 25% YoY. Sehingga, biaya kredit atau disebut Cost of Credit (CoC) BBNI sebesar 1,1% pada sembilan bulan tahun 2023, dibandingkan 1,5% pada periode yang sama tahun lalu.

Secara triwulanan, laba BBNI tumbuh sebesar 7% qoq menjadi Rp5,5 triliun pada kuartal III-2023. Capaian itu didorong oleh pertumbuhan Net Interest Income (NII) sekitar 3,3% secara kuartalan (QoQ) dengan Net Interest Margin (NIM) meningkat menjadi sebesar 4,9%QoQ di kuartal III dibandingkan 4,7% di kuartal II-2023.

Baca Juga: Kinerja Bank Digital Milik Bank Besar Catatkan Kinerja Lebih Ciamik

Erni melihat, BBNI mampu melakukan ekspansi NIM yang solid meski ada tekanan Cost of Fund (CoF). Yield repricing berkontribusi terhadap ekspansi margin bunga bersih BBNI seiring tingginya hasil pada segmen grosir, yaitu segmen korporasi, menengah, dan kecil.

Di sisi lain, biaya dana (CoF) BBNI meningkat karena suku bunga yang lebih tinggi dan bauran pendanaan yang sedikit memburuk dengan Term Deposit (TD) mengungguli pertumbuhan CASA. TD tumbuh 18% YoY, namun hanya 1% QoQ pada kuartal ketiga.

Sedangkan pertumbuhan CASA naik tipis dengan giro turun 4% QoQ dan tabungan turun 4% QoQ. Ini membuat rasio CASA sedikit memburuk menjadi 69% pada kuartal III-2023 dibandingkan 70% pada kuartal II-2023.

Walaupun demikian, Erni menyebutkan, NIM yang dicatatkan secara keseluruhan tetap positif hingga kuartal ketiga mencapai 4,65%. Dengan raihan ini mencapai panduan manajemen BBNI yakni sebesar 4,6% pada tahun 2023.

“Prospek NIM akan tetap positif mengingat rencana penyesuaian harga pinjaman (loan repricing) yang sedang berjalan pada kuartal IV-2023 dan kuartal I-2024,” ungkap Erni dalam riset tanggal 1 November 2023.

 
BBNI Chart by TradingView

Sementara itu, pertumbuhan pinjaman BNI terpantau naik 8% YoY dan tumbuh 3,2% QoQ pada kuartal III-2023 menjadi Rp 671,31 triliun. Hasil ini dinilai jauh lebih baik daripada pertumbuhan 5% YoY di kuartal kedua lalu dan telah sejalan panduan manajemen sebesar 7%-9% YoY pada tahun 2023.

Erni menuturkan, pertumbuhan pinjaman BBNI pendorongnya tetap dari korporasi swasta  yakni naik 19% YoY, dan 5% QoQ. Disusul pinjaman dari segmen konsumen yang tumbuh 13% YoY dan 4% QoQ, sejalan dengan strategi de-risking BNI.

Selain itu, pertumbuhan kredit korporasi BUMN kembali tumbuh positif sebesar 0,4% YoY pada kuartal ketiga 2023. Hal ini didorong oleh kualitas BUMN seperti Pegadaian, PLN, Pertamina, Jasamarga, dan Bulog. Di sisi lain juga mengurangi pinjaman untuk BUMN yang terpapar masalah.

Dari sisi kualitas aset, Non Performing Loan (NPL) BBNI membaik menjadi 2,3% dan Loan at Risk (LAR) juga menjadi 14,3% pada kuartal ketiga 2023. Membaiknya posisi LAR ini terutama disebabkan oleh penghapusan restrukturisasi dari pinjaman berkualitas, sehingga tingkat LAR berada pada jalur yang tepat untuk mencapai target akhir tahun sebesar 13%.

Analis Samuel Sekuritas Prasetya Gunadi menyebutkan bahwa manajemen Bank BNI masih mempertahankan proyeksi pertumbuhan kredit tahun ini sebesar 7%-9%. Segmen korporasi swasta tier 1 ditargetkan sebagai pendorong utama kredit karena kualitas masih akan menjadi fokus  utama BBNI di masa mendatang.

Terkait NIM, manajemen BNI tetap optimistis  untuk mempertahankan pada level saat ini 4,6% per kuartal ketiga 2023. Meskipun tekanan CoF mungkin akan terus berlanjut di kuartal IV terutama karena kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) sebesar 25bps.

Baca Juga: CIMB Niaga dan BNI Akan Susul BCA dan Bank Mandiri Luncurkan Paylater Tahun 2024

BBNI masih memiliki banyak ruang untuk meningkatkan imbal hasil kredit. Sementara Biaya Kredit (CoC) BBNI diperkirakan semakin turun di bawah 1,5% dibandingkan 1,9% di tahun lalu, berkat perbaikan kualitas aset.

“Pada saat ini, kami yakin manajemen BBNI akan terus meningkatkan kualitas sistem manajemen risikonya, terutama untuk sektor wholesale dan UKM. Berbeda dengan kompetitor terdekatnya yaitu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), BBNI akan terus fokus pada peningkatan kualitas aset di 2023,” tulis Prasetya dalam riset 1 November 2023.

Prasetya mempertahankan rekomendasi beli untuk BBNI dengan target harga sebesar Rp 5,750 per saham. Risiko yang patut diwaspadai adalah CoC yang lebih tinggi dari perkiraan dan kenaikan CoF, sehingga bisa kembali menekan margin bunga bersih (NIM).

Erni juga mempertahankan rekomendasi Beli untuk BBNI, namun dengan target harga lebih tinggi sebesar Rp5.825 per saham. Target harga Ciptadana Sekuritas menyiratkan 1,3 kali PBV pada tahun 2024, di mana BBNI saat ini diperdagangkan pada 1,1 kali PBV 2024 yang menjadikannya paling menarik di antara empat bank besar di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari