Intip Rekomendasi Saham Bukit Asam (PTBA) saat Harga Batubara Membara



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) akan kerek volume produksi batubara pada tahun 2025. Emiten plat merah ini ingin menangkap peluang dari potensi kenaikan permintaan dan harga komoditas batubara.

Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Niko Chandra melihat prospek batubara akan lebih cerah pada tahun depan. Permintaan domestik akan naik, baik untuk kebutuhan ketenagalistrikan atau dari PT PLN (Persero), maupun untuk sektor lainnya seperti semen dan pupuk.  

Dari pasar dan harga komoditas global, Niko memandang terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat akan membawa sentimen positif bagi batubara.


"Kondisi ke depan outlook-nya positif. Apalagi secara geo-politik pasca terpilihnya Trump, ada secercah harapan batubara makin memanas," kata Niko, Jumat (29/11).

Mempertimbangkan peluang tersebut, PTBA pun akan mengerek naik volume produksi batubara pada tahun depan. Tapi, Niko belum membuka berapa besaran target produksi PTBA pada 2025. "Belum bisa diumumkan, tapi akan ada kenaikan," ungkapnya.

Baca Juga: Saham Batubara Berpotensi Membara Jelang Akhir Tahun, Cermati Rekomendasi Berikut

Adapun, pada tahun ini PTBA membidik target produksi sebesar 41,3 juta ton batubara. Hingga September 2024, volume produksi batubara PTBA mencapai 32,97 juta ton atau naik sekitar 3% secara tahunan.

Sedangkan dari sisi penjualan, PTBA menargetkan volume 43,1 juta ton pada tahun 2024. Sampai dengan September, PTBA telah menjual sebanyak 31,28 juta ton batubara atau tumbuh sekitar 16% secara tahunan.

Porsi ke pasar dalam negeri masih dominan, dengan realisasi Domestic Market Obigation (DMO) sebesar 16,98 juta ton atau tumbuh 7,74%.

Di sisi lain, PTBA terus menggenjot pasar ekspor yang mengalami kenaikan 27% ke level 14,29 juta ton dalam sembilan bulan 2024.

Niko bilang, PTBA akan melanjutkan perluasan pasar ekspor pada tahun 2025, menyasar negara dengan permintaan batubara yang masih tumbuh seperti Vietnam dan Filipina.

"Kami fokus mencari pasar-pasar baru selain yang sekarang sudah ada," imbuh Niko.

Dari sisi proyek ekspansi, PTBA masih fokus pada pengembangan angkutan batubara Tanjung Enim - Keramasan berkapasitas 20 juta ton per tahun. PTBA juga menjajaki sejumlah proyek di bidang energi baru & terbarukan, serta hilirisasi seperti pengembangan batubara menjadi artificial graphite dan anode sheet.

Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) Targetkan Pilot Project Hilirisasi Batubara dalam Dua Tahun

Sedangkan untuk proyek gasifikasi batubara menjadi dimethyl ether (DME), PTBA berharap adanya dukungan lebih lanjut dari pemerintah. Begitu juga dengan realisasai pembentukan Mitra Instansi Pengelola (MIP) batubara.

Research Analyst Stocknow.id Emil Fajrizki melihat prospek PTBA masih solid untuk tahun depan. Rencana peningkatan produksi, potensi perluasan ekspor dan kebutuhan domestik yang masih kuat bakal menopang kinerja PTBA.

"Realisasi kinerja PTBA akan bergantung pada keberhasilan implementasi strategi ekspansi tersebut dan kestabilan harga batubara global," ungkap Emil kepada Kontan.co.id, Minggu (1/12).

Emil menilai secara jangka panjang saham PTBA layak dikoleksi sebagai pilihan investasi. Tapi dari sisi pergerakan saham, PTBA sedang mengalami bearish jangka pendek.

 
PTBA Chart by TradingView

Harga PTBA turun 3,23% ke level Rp 2.700 per saham pada Jumat (29/11).  Dus, pelaku pasar perlu berhati-hati, meski potensi techinal rebound bisa muncul jika PTBA mampu bertahan di atas support utama pada area Rp 2.650.

Sebagai strategi jangka pendek, Emil menyarankan speculative buy saham PTBA. Level akumulasi ideal berada pada kisaran Rp 2.600 - Rp 2.700, dengan resistance di posisi Rp 2.800 per saham.

Selanjutnya: Simak Analisa Pasar dan Rekomendasi Saham Unggulan untuk Perdagangan Pekan Ini

Menarik Dibaca: Resep Mie Bangladesh Medok ala Warkop, Enak Disantap saat Turun Hujan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari