Intip rekomendasi saham Chandra Asri (TPIA) dari BRI Danareksa Sekuritas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) catatkan kinerja yang kurang apik pada kuartal III-2021. Tercatat, pendapatan TPIA hanya sebesar US$ 619,3 juta atau turun 6,7% secara kuartalan. 

Dari sisi bottom line, emiten petrokimia ini juga harus mengalami kontraksi secara kuartalan. Laba bersih TPIA pada kuartal III-2021 sebesar US$ 1 juta atau turun 99,4% dari kuartal II-2021.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Ignatius Teguh Prayoga menjelaskan, turunnya kinerja TPIA tersebut seiring dengan harga polyethylene dan polypropylene yang lebih rendah masing-masing 8% dan 5% secara kuartalan. 


Selain itu, naiknya harga bahan baku juga semakin membuat margin keuntungan TPIA turun. 

“Rata-rata margin polyethylene mengalami kontraksi 23% secara kuartalan dan rata-rata margin polypropylene juga turun 20% secara kuartalan. Hal ini didorong oleh naiknya harga naphtha yang mencapai 12% secara kuartalan,” kata Ignatius dalam risetnya pada 2 November.

Baca Juga: Saham big cap, Jumat (5/11): IHSG turun, BBCA, EMTK naik 3 hari, TPIA drop 4 hari

Selain itu, Ignatius juga bilang, volume penjualan TPIA turun 4% secara kuartalan ke 542 KT seiring adanya PPKM Darurat pada periode kuartal III-2021 kemarin.  

 
TPIA Chart by TradingView

Walau begitu, jika diakumulasikan, perolehan pendapatan TPIA sepanjang Januari - September masih sangat solid, yakni tumbuh 48,3% menjadi USD 1,88 miliar. Sementara dari sisi bottom line juga berhasil catatkan laba bersih US$ 165,4 juta, dari merugi US$ 20 juta pada periode yang sama sebelumnya.

Ignatius menyebut membaiknya kinerja TPIA dibanding tahun lalu mencerminkan dari dampak pemulihan ekonomi global yang sudah terjadi sejak awal tahun 2021. Selain itu, pemeliharaan global turnaround pada kuartal II-2021 juga telah meningkatkan margin olefin dan polyolefin. 

Sementara memasuki kuartal IV-2021, ia masih cukup berhati-hati terhadap potensi margin TPIA. Walaupun ia melihat ada kenaikan harga polyolefin pada Oktober silam, secara margin justru masih tetap flat. Hal ini diakibatkan oleh harga naphtha yang masih tetap naik seiring harga minyak dunia juga masih berada dalam tren penguatan.

“Ada potensi margin TPIA pada kuartal IV-2021 tidak akan banyak berbeda dari kuartal sebelumnya. Namun, pihak manajemen optimistis outlook pada 2022 akan lebih baik seiring dengan terkendalinya penyebaran Covid-19 akan membuat permintaan global kembali pulih, yang diharapkan bisa meningkatkan margin,” imbuh Ignatius.

Secara jangka panjang, menurut Ignatius, TPIA masih punya outlook yang prospektif, salah satunya lewat pengembangan pabrik anyar Chandra Asri Perkasa (CAP) 2. Dengan masuknya Thai Oil Public Company Limited (Thaioil) lewat right issue, akan semakin memperkokoh posisi TPIA di industri petrokimia Indonesia. 

Terlebih lagi, TPIA juga melakukan kolaborasi dengan Aramco Trading Company yang akan memasok hingga 200KT per bulan yang mencakup 85% dari kebutuhan CAP 2 selama 10 tahun ke depan.

Pada tahun ini Ignatius memproyeksikan pendapatan dan laba bersih TPIA masing-masing US$ 2,53 miliar dan US$ 214 juta. Sementara untuk tahun depan, pendapatan dan laba bersihnya diproyeksikan masing-masing sebesar US$ 2,82 miliar dan US$ 218 juta.

Saat ini Ignatius memasang rekomendasi beli untuk saham TPIA dengan target harga Rp 9.000 per saham.

Selanjutnya: Likuiditas Berlimpah, Chandra Asri (TPIA) Tebus Seluruh Sisa Pokok Utang Notes 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi