KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat memecah rekor dan menembus level 7.032,70 pada perdagangan Kamis (17/3). Namun, di akhir perdagangan, IHSG ditutup turun 28,01 poin atau 0,40% ke level 6.964,38.
Technical Analyst Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova melihat di tengah pasar Asia yang masih menghijau, IHSG kemarin terkena aksi profit taking. Namun hal ini dinilai wajar, mengingat ketika pasar Asia sebelumnya cenderung mengalami tekanan dan dalam tren melemah, IHSG masih tetap kuat. "Dengan mulai terkoreksinya IHSG kemarin setelah mencetak
all time high, maka hari Jumat masih ada potensi tekanan jual yang diperkirakan terbatas," ujar Ivan kepada Kontan.co.id, Kamis (17/3).
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora mengatakan, penurunan IHSG kemarin karena adanya aksi
profit taking yang dilakukan oleh pelaku pasar ketika IHSG memasuki level
all time high. Baca Juga: Yuk Intip Rekomendasi Saham Samuel Sekuritas untuk Hari Ini (18/3) Di sisi lain, The Fed pun menaikkan suku bunga 0,25 basis poin yang sudah diantisipasi sebelumnya oleh pelaku pasar. Sementara itu, Bank Indonesia (BI) masih menahan suku bunga di level 3.5%. Dalam kondisi ini, Andhika memperkirakan IHSG hari ini akan berpotensi melanjutkan pelemahan ke level 6.900-6.930, dengan
support pada 6.900 dan
resincatane 7.000. Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya juga memproyeksikan IHSG hari ini akan bergerak konsolidasi melemah karena berpotensi untuk melanjutkan aksi
profit taking. IHSG ini diprediksi bergerak pada rentang 6.950-7.035 pada hari ini. Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki melihat IHSG hari ini akan berfluktuasi pada rentang 6.868-6.997. Faktor yang akan mempengaruhi pergerakan pasar masih seputar pada reaksi dari kebijakan suku bunga BI, volatilitas harga komoditas dan rilis laporan keuangan
full year emiten pada 2021. Dalam perdagangan hari ini, Yaki menjagokan saham dari sektor properti, perbankan dan komoditas. Sejumlah saham yang menurut Yaki menarik untuk dicermati adalah
BBCA,
BBRI,
BUMI,
SMRA, dan
BSDE Sedangkan Andhika merekomendasikan
Buy on Weakness (BoW) untuk saham
MPPA di rentang Rp 370 - Rp 374, dengan target penguatan di Rp 410 - Rp 420. Kemudian BoW untuk saham
MLPL di Rp 232 - Rp 236. dengan target penguatan pada Rp 290 - Rp 300. Cheryl menyarankan untuk beli
BSDE pada Rp 1.000 - Rp 1.020 dengan target harga Rp 1.100 dan
stop loss Rp 980. Selanjutnya
buy on breakout saham
ABMM di Rp 1.625 - Rp 1.635 dengan target harga di Rp 1.730 dan
stop loss di Rp 1.580. Kemudian beli untuk
MDKA di Rp 4.350 - Rp 4.370 dengan target harga Rp 4.530 dan
stop loss Rp 4.280. Sementara itu, Ivan melihat saham di sektor energi terutama migas menarik untuk dicermati pelaku pasar. Yakni saham
MEDC dan
ELSA dengan target masing-masing di Rp 640 dan Rp 324. Juga saham PGAS yang berpotensi mengalami
technical rebound dengan target Rp 1.460. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari