Intip Rekomendasi Saham Emiten Ritel Jelang Perayaan Natal dan Tahun Baru



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang periode Natal dan tahun baru, emiten ritel siap-siap ketiban katalis positif.  

Analis Samuel Sekuritas Calista Muskitta menjelaskan, periode Natal dan tahun baru memang punya dampak positif terhadap kinerja emiten ritel. Pasalnya, jumlah pengunjung berkorelasi positif terhadap penjualan peritel. Pada momen tersebut , jumlah pengunjung gerai-gerai retail akan mengalami kenaikan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Kini dengan adanya peningkatan angka vaksinasi dalam negeri serta pelonggaran PPKM, Calista mengekspektasikan jumlah pengunjung gerai ritel dapat kembali menguat meski tidak sama persis dengan level pra-pandemi.


Dia mengatakan, berdasarkan data dari Google mobility, kenaikan dari pengunjung gerai fisik tersebut sudah dapat dilihat dari sejak pertengahan bulan Desember di mana jumlah pengunjung sudah berada di atas baseline

“Kalau dilihat secara historis, pendapatan kuartal keempat dari emiten-emiten ritel akan mencatatkan kenaikan pendapatan dibandingkan periode sebelumnya, terutama untuk emiten retail pakaian,” kata Calista kepada Kontan.co.id, Minggu (19/12).

Baca Juga: Perusahaan Ritel Meksiko Grupo Elektra Akan Menerima Bitcoin Sebagai Pembayaran

Sementara menyambut 2022, dengan asumsi kondisi ekonomi tahun depan akan membaik serta adanya peningkatan angka vaksinasi, ia menilai sektor ritel memiliki prospek yang baik di tahun depan.  Pemulihan kondisi ekonomi diharapkan bisa turut membuat belanja dari konsumen akan pulih.

Salah satu indikator pemulihan spending habit adalah adanya peningkatan pada Consumer Confidence Index. Hal ini sudah dapat dilihat dari data Consumer Confidence Index (CCI) Indonesia periode bulan November yang telah mencapai level 118.5, lebih tinggi daripada periode bulan Oktober (113.4) dan merupakan level tertinggi sejak bulan Januari 2020. 

"Dengan demikian kita dapat mengasumsikan tahun depan pemulihan CCI akan berlanjut. Di saat yang bersamaan katalis positif bagi sektor ritel adalah peningkatan volume pengunjung yang didukung oleh menurunnya angka covid-19 dan relaksasi pembatasan sosial, ujar dia. 

Menurutnya, saat ini jumlah pengunjung gerai ritel telah mengalami peningkatan secara signifikan dikarenakan adanya relaksasi PPKM dan peningkatan vaksinasi dalam negeri. Tahun depan ia mengekspektasikan volume pengunjung tersebut dapat meningkat kembali menjelang hari raya Chinese New Year pada awal tahun serta pada saat Lebaran.

Baca Juga: Jelang Libur Natal dan Tahun Baru, Intip Rekomendasi Saham Emiten Ritel Berikut

Sementara analis Panin Sekuritas Rendy Wijaya dalam risetnya pada 17 November mengatakan, kenaikan harga komoditas menjadi katalis positif bagi kinerja emiten ritel ke depan. Pasalnya secara historis, pergerakan batubara memiliki korelasi yang positif dengan aktivitas konsumsi masyarakat yang tercermin dari fluktuasi IKK. 

Sampai dengan akhir September, harga batubara telah mencatatkan peningkatan sebesar +177,6% ytd dari akhir tahun 2020 lalu. Namun sebenarnya kenaikan harga batubara ini belum tertranslasi sepenuhnya pada peningkatan konsumsi masyarakat seiring dengan masih terbatasnya mobilitas. 

“Jadi ada potensi, tahun depan baru akan terasa imbas dari kenaikan harga komoditas dengan membaiknya daya beli masyarakat. Ditambah lagi, dengan aktivitas masyarakat yang mulai normal, akan memberi dampak positif,” imbuh Rendy.

Saat ini, Rendy meyakini potensi V-shape recovery di atas estimasi dari kinerja kuartalan sektor ritel, seiring dengan tingginya mobilitas masyarakat saat ini. Namun, patut diketahui, potensi kenaikan kasus Covid-19 ke depan masih menjadi risiko penurunan bagi kinerja sektor ritel di tahun 2022 mendatang.

Baca Juga: Investor Tetap Incar Investasi Berisiko Meski Ada Pandemi Covid-19

Adapun, Rendy menjadikan PT Erajata Swasembada Tbk (ERAA) sebagai top pick. Sementara Calista saat ini menjadikan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) sebagai emiten ritel unggulannya. Pasalnya, MAPI berhasil meretensikan penurunan pendapatan selama PPKM darurat dan PSBB ketat pada tahun lalu. 

Hal ini didukung oleh basis konsumen perusahaan yang kuat selama pandemi serta daya beli yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan konsumen emiten lain sehingga pembatasan sosial tidak terlalu mempengaruhi kebiasaan belanja konsumen. 

Selain itu MAPI merupakan salah satu emiten yang telah mengimplementasikan pengintegrasian penjualan online sejak sebelum pandemi, sehingga ketika pandemi menerpa, penjualan Mitra Adiperkasa tetap berlangsung secara online. 

"Kini dengan adanya relaksasi pembatasan sosial dan kembalinya masyarakat berbelanja secara offline, perusahaan tetap mempertahankan penjualan online. Saat ini penjualan online mengkontribusikan lebih dari 20% terhadap total penjualan dan dilihat dapat menjadi sentimen pendukung penjualan perusahaan ke depannya," tutup Calista.

Baca Juga: Belanja Daring Meningkat Pesat, Transaksi Elektronik Capai Rp 31,3 Triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati