Intip Rekomendasi Saham Emiten Semen di Tengah Pembangunan IKN yang Berlanjut



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Prospek penjualan emiten semen tahun ini diproyeksi cukup cerah, salah satu pendorongnya adalah keberlanjutan Pembangunan proyek Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur.

Analis Sinarmas Sekuritas Michael Filbery menilai, pembangunan IKN bisa mendorong permintaan semen dan mengurangi oversupply. Permintaan semen yang berasal dari pembangunan ibu kota baru diperkirakan mencapai 1 juta metrik ton per tahun. Angka ini mewakili sekitar 1,6% dari permintaan domestik tahunan.

Senada, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Andreas Saragih memperkirakan momentum solidnya pertumbuhan volume penjualan semen akan berlanjut tahun ini.


Perkiraan ini didasarkan pada beberapa faktor, di antaranya permintaan dari proyek-proyek di IKN, Andreas memperkirakan permintaan semen untuk proyek-proyek yang dibiayai pemerintah di proyek IKN mencapai sekitar 2 juta ton pada tahun ini. Sebagian besar kebutuhan ini akan dipasok oleh PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).

Lalu, ada sentiment kenaikan anggaran infrastruktur. Pemerintah telah menetapkan anggaran infrastruktur untuk tahun 2024 sebesar Rp 422 triliun, tumbuh sebesar 7.65% secara year-on-year (YoY).

Baca Juga: Emiten Semen Membidik Kenaikan Penjualan di Tahun Ini

Kemudian, tumbuhnya permintaan semen dari sektor properti. Andreas meyakini, kebijakan pembebasan PPN sektor properti yang baru-baru ini diterbitkan, yang berlaku hingga Desember 2024, akan mendukung pertumbuhan volume semen selama tahun pemilu.

Prospek emiten semen juga ditopang oleh melemahnya harga komoditas energi. Komponen bahan bakar dan listrik menyumbang porsi yang signifikan terhadap biaya produksi perusahaan semen. Untuk SMGR, biaya bahan bakar menyumbang sekitar 37,6% dari total beban. Sementara untuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), pos biaya bahan bakar berkontribusi 43,6%

Selain itu, Andreas menilai, skema domestic market obligation (DMO) yang dikenakan untuk komoditas Batubara  juga masih berlaku.

“Sehingga memberikan keleluasaan bagi beberapa pemain untuk melakukan pengadaan batubara menggunakan harga spot atau harga DMO,” terang Andreas.

Michael menyematkan rating overweight terhadap sektor semen. Michael menilai, SMGR akan lebih diuntungkan  mengingat statusnya badan usaha milik negara (BUMN). INTP juga turut diuntungkan, namun dalam hal ini INTP akan lebih berfokus untuk menyuplai semen ke perusahaan swasta.

Michael merekomendasikan buy saham SMGR dengan target harga Rp 6.175 per saham dan buy INTP dengan target harga Rp 8.825 per saham.

 
SMGR Chart by TradingView

Andreas juga mempertahankan peringkat overweight untuk sektor semen. Saham  INTP menjadi pilihan utama alias top pick di sektor semen. Hal ini didorong oleh dampak akuisisi Semen Grobogan yang akan mendorong pertumbuhan volume penjualan, meningkatkan pangsa pasar, dan meningkatkan efisiensi biaya bagi INTP

Andreas merekomendasikan buy saham SMGR dengan target harga Rp 8.025 per saham dan buy saham INTP dengan target harga Rp 10.200 per saham.

Namun, risiko dari rekomendasi ini mencakup volume penjualan semen yang lebih rendah dari perkiraan,  ketatnya persaingan antarpemain, hingga naiknya harga batubara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari