KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Emiten pertambangan logam mineral masih dibayangi turunnya harga nikel sebagai salah satu komoditas sektor tersebut. Namun melesatnya harga emas hingga capai level tertinggi (ATH) bisa mendongkrak performa emiten dengan fokus bisnis terkait. Berikut rekomendasi saham beberapa emiten logam mineral dari analis. Simak ulasannya. 1.
PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) AMMN akan bertransformasi menjadi perusahaan
miner to smelting yang terintegrasi penuh setelah menyelesaikan proyek smelter. Amman Mineral sedang mengembangkan pabrik peleburan (smelter) tembaga berkapasitas 900k-tpa, dengan target penyelesaian mekanis pada Mei 2024. Selain itu, AMMN yakin pelonggaran ekspor mineral akan diperluas. Pasalnya, AMMN masih memerlukan tambahan waktu 6 bulan, sejak penyelesaian smelter hingga dimulainya commissioning. Adapun pemerintah memberikan relaksasi atau kelonggaran ekspor untuk komoditas tembaga, besi, timbal atau seng hingga Mei 2024. Dengan demikian, perpanjangan izin ekspor komoditas tembaga bisa menutup kesenjangan waktu tersebut. Rekomendasi : Buy Target Harga : Rp 4.200 per saham Farah Rahmi Oktaviani, Mandiri Sekuritas dalam riset 13 Maret 2024
2.
PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) Penurunan harga NPI di awal tahun ini seiring faktor kelebihan pasokan berpotensi membuat laba bersih NCKL lebih rendah. Di sisi lain, harga nikel telah mencapai titik terendahnya dan berbagai produsen seluruh dunia telah mengurangi suplai. Sehingga ini berpeluang meningkatkan harga nikel, setelah masalah oversupply mereda. Aksi private placement (PP) ataupun Right Issue NCKL akan memperkuat posisi perseroan di industri baterai kendaraan listrik (EV) melalui penjajakan perluasan kapasitas lewat akuisisi tambang nikel di dekat pulau Obi atau penambahan kepemilikan di smelter ONC. Dalam jangka pendek, aksi korporasi ini mungkin akan menekan EPS NCKL, namun akan membantu meningkatkan laba bersih dalam jangka panjang. Harita Nickel alias NCKL memiliki keunggulan dibandingkan pesaingnya. Emiten ini didukung oleh perluasan kapasitas dan biaya tunai yang rendah, serta valuasi harga saham yang menarik. Rekomendasi : Buy Target Harga : Rp 1.200 Juan Harahap, Samuel Sekuritas dalam riset 4 Maret 2024
3.
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Kami yakin volume penjualan bijih nikel ANTM akan tetap kuat di tahun 2024 karena permintaan bijih akan tetap utuh, sementara pasokan mungkin akan semakin terbatas seiring pengawasan pertambangan yang lebih ketat dari pemerintah. Dengan latar belakang ini, asumsi volume penjualan bijih nikel ANTM di tahun 2024 ditingkatkan menjadi 15 juta ton karena melihat kapasitas produksinya cukup untuk memanfaatkan pertumbuhan tersebut. Oleh karena itu, perkiraan pendapatan ANTM untuk tahun 2024 lebih tinggi sebesar Rp3,6 triliun naik 22,7% dari perkiraan sebelumnya. Segmen bijih nikel perusahaan akan menjadi bantalan terhadap harga Feronikel (FeNi) yang rendah. Risiko utama yang kami sampaikan adalah harga nikel yang lebih rendah dan penurunan nilai lebih lanjut atas aset nikel karena rendahnya harga nikel. Rekomendasi : Buy Target Harga : Rp 2.100 Hasan Barakwan, BRI Danareksa Sekuritas dalam riset 16 Februari 2024
4.
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) Tema prospek pertambangan nikel saat ini adalah kelebihan pasokan akibat upaya hilirasasi yang agresif di Indonesia. Selain itu, ada juga kekhawatiran mengenai berkurangnya permintaan nikel karena kendaraan listrik memilih bahan baku baterai LFP yang lebih murah dan mengandung siklus hidup yang lebih tinggi. Persediaan pasokan yang sudah bertumpuk, ditambah lesunya perekonomian Tiongkok, sehingga menyebabkan harga-harga nikel anjlok. Kondisi oversupply ini diperkirakan terjadi setidaknya hingga 2025, ketika permintaan kemungkinan sudah cukup pulih untuk menyerap persediaan nikel. Walau demikian, INCO mampu mempertahankan kinerja di tengah penurunan harga nikel akibat tekanan isu kelebihan pasokan. Perlu diperhatikan risiko bagi INCO adalah terlambatnya proyek, kejutan harga nikel, volatilitas harga batubara, serta hambatan kemajuan divestasi saham. Rekomendasi : Hold Target Harga : Rp 3.850 Alif Ihsanario, MNC Sekuritas dalam riset 20 Februari 2024
5.
PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) MDKA bersiap untuk pengoperasian proyek di tahun 2024. Untuk diketahui, pengoperasian proyek AIM telah dimulai dan konstruksi sedang dalam tahap akhir. Pada akhir kuartal IV-2023, aktivitas rekayasa, pengadaan, dan konstruksi telah hampir 100% selesai. MDKA juga telah
mengumumkan penyelesaian Studi Kelayakan Proyek Emas Pani (Pani Gold Project Feasibility Study). Studi ini menegaskan bahwa Pani adalah proyek tambang terbuka dengan risiko rendah, keuntungan tinggi, dan bermanfaat untuk jangka panjang. Sementara terkait proyek High-Pressure Acid Leaching (HPAL), MDKA memperkirakan commissioning akan dimulai pada akhir tahun 2024. Perlu diperhatikan risiko negatif MDKA diantaranya penundaan proyek, serta volatilitas harga tembaga, nikel dan emas. Rekomendasi : Buy Target Harga : Rp 3.400
Arief Budiman, Ciptadana Sekuritas Asia dalam riset 22 Februari 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .