Intip Rekomendasi Saham Indo Tambangraya (ITMG) di Tengah Larangan Ekspor Batubara



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Larangan ekspor batubara dilonggarkan. Per 20 Januari 2022, Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM telah memberikan izin atau mencabut larangan ekspor batubara bagi 139 perusahaan yang telah memenuhi 100% domestic market obligation (DMO). 

Asal tahu saja, sebelumnya pemerintah mengeluarkan kebijakan laranagan ekspor batubara pada 1 Januari 2022 hingga 31 Januari 2022. Larangan itu muncul untuk mengamankan pasokan batubara dan mengamankan kapal serta tongkangnya untuk keperluan domestik.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Dessy Lapagu mencermati, larangan ekspor batubara yang diberlakukan selama satu bulan itu belum akan berdampak signifikan terhadap fundamental PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG). Terlebih, terdapat beberapa nama perusahaan ITMG dalam  rilis ESDM mengenai daftar perusahaan yang mendapat izin melanjutkan ekspor. 


" Ada beberapa yang merupakan perusahaan ITMG seperti Trubaindo, Bharinto, dan Jorong," kata Dessy kepada Kontan.co.id, Senin (24/1). Ia menambahkan,dengan posisi kas yang kuat, ITMG sesungguhnya memiliki keuntungan dapat memenuhi DMO melalui skema transfer kuota. 

Adapun sepanjang tahun 2022, Samuel Sekuritas Indonesia memproyeksikan penjualan ITMG bisa naik 11,3% secara tahunan atawa year on year (yoy) menjadi 22,2 juta ton. Di tahun 2023, volumenya penjualan diprediksi bisa naik menjadi 23,8 juta ton. Dengan asumsi, rata-rata harga batubara global pada 2022-2023 diperkirakan di level US$ 130/ton - US$ 115/ton.

" Meski volume naik, namun rata-rata harga penjualan (ASP) kami perkirakan melandai sehingga potensi pertumbuhan revenue akan tipis," imbuhnya kepada Kontan.co.id, Senin (24/1). Dessy berekspektasi harga batubara akan melandai di bawah level US$ 200/ton pada semester II 2022. Untuk saat ini, harga batubara masih di kisaran US$ 214,5/ton. 

Baca Juga: Larangan Ekspor Diperlonggar, Begini Prospek dan Rekomendasi Saham Tambang Batubara

Harga yang melandai itu terseret pemulihan pasokan yang akan terjadi di kuartal II 2022. Walau melandai, Dessy meyakini, harga batubara masih kuat di atas US$ 100/ton tahun ini. 

Selain harga yang masih baik, kinerja ITMG tahun ini juga akan ditopang oleh aset tambang yang baru saja diakuisisi, Graha Panca Karsa, yang diproyeksikan mulai berkontribusi tahun ini. Kontribusinya diperkiraan  bisa mencapai 1 juta ton.  

Mempertimbangkan hal di atas, Samuel Sekuritas Indonesia menyarankan buy saham ITMG dengan target harga Rp 28.600 per saham. 

Sementara itu, PT Kiwoom Sekuritas Indonesia cenderung berpandangan netral terhadap sahan ITMG. Dalam risetnya diungkapkan, target harga ITMG berada di Rp 21.850 per sham. 

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mencermati, sebenarnya performa kinerja ITMG tampak melebihi ekpektasi. Akan tetapi, ke depannya, ia memproyeksikan, harga batubara cenderung melandai. 

Sejauh ini, ITMG mampu mengantongi kas yang kuat setelah mencetak keuntungan yang signifikan. Kondisi ini merupakan modal yang baik di tengah keterbatasan pembiayaan di sektor batubara. Asal tahu saja, di kuartal III 2021 ITMG membukukan pendapatan hingga US$ 647 juta, meningkat 195%  yoy atau naik 65% secara kuartalan (qoq).

 Adapun hingga akhir tahun 2021, pendapatan ITMG diprediksi bisa menyentuh US$ 1,96 miliar dengan laba bersih US$ 400  juta. Akan tetapi, di tahun 2022 pendapatannya  diprediksi melorot US$ 1,56 miliar dengan laba bersih US$ 269 juta. 

Senada, dalam riset JP Morgan yang ditulis Sumedh Samant, Henry Wibowo, dan Ajay Michandani dijelaskan, kinerja ITMG hingga kuartal III 2021 memang terlihat solid. Average salling price (ASP) juga mampu merangkak ke level US$ 111/ton. 

Walau begitu, pelaku pasar perlu mencermati biaya produksi ITMG yang agak ketat, mengingat nisbah kupas lebih dari 10 kali. Di sisi lain, beban semakin berat seiring  kenaikan harga minyak sebagia bahan bakar. Ssal tahu saja, beban bahan bakar ini memberatkan ingga 20% terhadap unit biaya produksi ITMG. 

Di sisi lain, nisbah kupas ITMG diperkirakan masih akan meningkat selama 1-2 tahun ke depan, mengingat umur tambang yang rendah serta kekuatan harga batubara. 

Dilihat dari pergerakan sahamnya, harga ITMG sudah mencerminkan kekuatan kenaikan harga batubara. Sahamnya pun cenderung dipandang netral dengan target harga Rp 24.000 per saham.

Baca Juga: Tersandung Larangan Ekspor, Saham Emiten Batubara Masih Bertenaga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat