Intip Rekomendasi Saham Indocement (INTP), Prospek Penjualan di Semester II Moncer



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) di semester I-2022 kurang menggembirakan. Indocement terlihat membukukan laba bersih sebesar Rp 291,54 miliar di enam bulan pertama 2022.

Asal tahu saja, realisasi tersebut turun  50,3% dari laba bersih yang diraup Indocement pada periode yang sama tahun lalu. Alhasil, laba bersih per saham dasar INTP menurun menjadi Rp 82,80 dari semula Rp 159,34

Penurunan laba bersih ini terjadi di saat INTP membukukan kenaikan pendapatan. Indocement membukukan pendapatan senilai Rp 6,91 triliun, naik 3,75% dari pendapatan di semester pertama 2021 sebesar Rp 6,66 triliun.


Analis RHB Sekuritas Andrey Wijaya menilai, realisasi laba bersih INTP berada di bawah ekspektasi. Realisasi laba bersih INTP hanya mencerminkan 20% dari perkiraan RHB dan 18% estimasi konsensus.

Baca Juga: Volume Penjualan Indocement (INTP) Turun di Semester I-2022

Andrey menilai, tantangan utama yang dihadapi INTP pada paruh pertama 2022 yakni tingginya harga batubara. Kenaikan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) tidak memungkinkan INTP untuk mempertahankan marjin-nya.

Secara bersamaan, produsen semen merk Tiga Roda ini kehilangan pangsa pasar (market share).

Sebagai gambaran, INTP mencatatkan volume penjualan sebanyak 7,68 juta ton sepanjang enam bulan pertama 2022. Jumlah ini menurun 6,2% dari penjualan di periode yang sama tahun lalu sebesar 8,19 juta ton. Adapun pangsa pasar atau market share  domestik INTP menjadi 24,3%, turun dari market share pada semester pertama 2021 yang sebesar 25,6%.

RHB Sekuritas meyakini, kinerja INTP akan pulih secara bertahap di kuartal ketiga 2022. Sebab, INTP mulai mendapatkan kembali pangsa pasarnya, karena para pesaingnya mulai mengadopsi kenaikan harga jual.

“Kami juga menilai percepatan belanja infrastruktur kemungkinan akan mendorong permintaan semen nasional,” terang Andrey kepada Kontan.co.id, Minggu (21/8).

 
INTP Chart by TradingView

Adapun pasar semen curah di bulan Juli tumbuh 13,4% secara year-on-year (YoY). Pertumbuhan ini didorong oleh dimulainya kembali proyek infrastruktur. Andrey memperkirakan pertumbuhan permintaan semen akan berlanjut di sisa tahun ini, seiring dengan percepatan pengeluaran anggaran pemerintah, dibarengi proyek ibu kota negara atau proyek IKN kemungkinan juga akan dimulai pada akhir tahun 2022.

Penjualan semen kantong kemungkinan juga akan meningkat, karena kesenjangan harga antara INTP dan pemain lain mulai normal.

RHB Sekuritas mempertahakan rekomendasi trading buy saham INTP dengan target harga  Rp 12.700. Selain  kinerja yang akan meningkat di paruh kedua 2022, INTP juga sudah mendapatkan batubara dengan harga domestic market obligation (DMO).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari