Intip Rekomendasi Saham Migas di Tengah Tingginya Harga Gas Alam



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gas alam menjadi komoditas energi yang harganya masih cukup tinggi. Melansir Bloomberg, harga gas alam untuk kontrak Mei 2022 berada di level US$ 5,66 per metric british thermal unit (mmbtu).

Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan menilai, outlook harga gas memang sangat dipengaruhi oleh kondisi geopolitik di Rusia dan Ukraina berserta sanksi ekonomi yang diberikan ke Rusia. Kondisi ini mengganggu rantai pasokan (supply chain) komoditas termasuk gas alam, sehingga mendorong kenaikan harga gas alam.

“Terlebih lagi Rusia merupakan pemasok gas alam terbesar di Uni Eropa, sekitar 40%,” terang Felix kepada Kontan.co.id, Jumat (1/4).


Baca Juga: Sah! Harga Pertamax Naik di 34 Provinsi Menjadi Rp 12.500-Rp 13.000

Namun, muncul kabar bahwa Amerika Serikat (AS) akan mengirimkan liquified natural gas (LNG) ke Uni Eropa sebagai bentuk kerja sama atas pengganti suplai gas dari Rusia. Setidaknya hal tersebut merupakan alternatif solusi dari masalah Uni Eropa yang tidak dapat mencadangkan gas untuk musim dingin selanjutnya

AS sendiri diestimasikan tidak meningkatkan produksi walaupun harga gas alam sedang tinggi dan kurangnya pasokan global. “Proyeksi harga gas alam masih tinggi, di kisaran US$ 4,5 per mbtu–US$ 5 per mmbtu,” sambung Felix.

Asal tahu, kenaikan harga gas alam turut menyulut kenaikan harga saham emiten minyak dan gas (migas). Sebut saja saham PT Energy Mega Persada Tbk (ENRG) yang sejak awal tahun atau secara year-to-date (ytd) menguat 61,76%. Saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) menguat 18,09% sejak awal tahun, dan saham PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) juga menguat 1,65% secara ytd.

Tak ketinggalan, saham emiten migas pelat merah yakni PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) juga menguat 1,82% sejak awal tahun.

Baca Juga: Harga Minyak Turun Karena Pelepasan SPR, Analis Menilai Ini Bukan Perbaikan Permanen

Joshua Marcius, analis Phillip Sekuritas Indonesia menilai, kenaikan harga komoditas migas bisa menjadi katalis positif terhadap pergerakan saham tersebut. 

Diantara deretan saham-saham migas, ENRG dinilai menarik untuk dicermati dan masih dalam fase bullish. Secara teknikal, ENRG saat ini sedang rebound terhadap pola descending broadening wedge dan berpeluang untuk bergerak menguat ke resistance 1 pada area  Rp 185 atau resistance 2  pada area Rp 190 dengan support berada pada area Rp 154. 

Peluang penguatan ini juga didukung oleh stochastic yang masih mengarah ke atas pada area netralnya.  Rekomendasi yang dapat disarankan adalah buy.

Baca Juga: IHSG Berbalik Turun 0,15% ke 7.060 di Akhir Sesi I, Jumat (1/4)

Meski harga gas alam dunia sedang menguat, Felix menilai dampaknya akan cukup minim terhadap kinerja PGAS. Sebab, harga jual gas milik PGAS mengikuti aturan dari pemerintah.

Namun, Felix melihat sentimen kinerja PGAS lebih kepada pasar domestik. Misalnya, adanya potensi kenaikan oil transportation hingga 51,39 Million Barrels of Oil equivalent (MMBOE) atau naik 1.352% karena sudah memperhitungkan Blok Rokan. Kemudian juga dari adanya peningkatan peningkatan penjualan gas komersil sekitar 1,5% karena mulai tingginya aktivitas industri besar.

Felix merekomendasikan beli saham PGAS dengan target harga Rp 2.100 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati