KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebelum berganti tahun ke 2024, hanya tersisa tiga hari perdagangan dari 27-29 Desember 2023. Meski transaksi diprediksi lebih sepi, tapi pelaku pasar masih berkesempatan menjala cuan pada pekan pendek ini. Sebelum jeda libur natal, Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) mantap bertengger di atas level 7.200. Sepanjang pekan lalu, IHSG menguat 0,65% ke level 7.237,51. Jika dihitung sejak awal tahun 2023, IHSG sudah melompat setinggi 5,65%. Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer memandang optimisme pasar masih berlanjut menjelang tutup tahun 2023. Salah satu sentimen pendorongnya adalah Santa Claus Rally. Momentum ini menggambarkan fenomena kenaikan di pasar saham pada minggu terakhir bulan Desember hingga dua hari perdagangan pertama di bulan Januari.
Santa Claus Rally bisa menjaga minat belanja para investor, sehingga masih memberikan dorongan bagi IHSG. "Fenomena ini pun dimanfaatkan oleh para pelaku pasar untuk memburu saham menjelang tutup tahun," kata Miftahul kepada Kontan.co.id, Selasa (26/12).
Baca Juga: Wall Street Menguat Pada Selasa (26/12) Setelah Libur Natal Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih menambahkan, pembagian dividen interim yang masih berlanjut bisa turut menambah daya tarik. Apalagi datang dari emiten big caps seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (
BBRI) dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (
ADRO). Ratih memprediksi pergerakan saham-saham
big caps masih bisa menopang IHSG, sejalan dengan
capital inflow yang mengalir cukup deras dalam sebulan terakhir. Adapun,
capital inflow tercatat sebesar Rp 4,58 triliun secara
month to date (MtD) atau sejak awal Desember hingga perdagangan terakhir Jumat (22/12). Hanya saja, Ratih mengingatkan secara historis transaksi di bursa saham cenderung lebih sepi menjelang tutup tahun. Situasi ini didorong oleh katalis dari global maupun domestik yang sudah minim. Apalagi, aksi
profit taking berpotensi menghiasi pasar saham pada pekan terakhir 2023 ini. CEO Edvisor Profina Visindo Praska Putrantyo menimpali, IHSG akan bergerak dalam tren konsolidasi pada pekan pendek ini. Setidaknya ada tiga katalis yang bisa mengantar situasi tersebut.
Pertama, rilis data makro-ekonomi dan kebijakan suku bunga global maupun domestik yang relatif sudah sesuai ekspektasi pasar.
Kedua, volume transaksi cenderung menurun dengan hari perdagangan yang sempit menjelang tahun baru. Apalagi, momentum
window dressing sudah terealisasi. Ketiga, posisi IHSG sudah menyentuh level tertinggi di tahun 2023, menembus target fibonacci pada level 7.234.
Baca Juga: Pasar Saham Diproyeksikan Meriah Tahun Depan, Intip Rekomendasi Saham Untuk 2024 Sementara itu, Founder WH-Project William Hartanto melihat tidak ada sentimen khusus yang menjadi penggerak pasar saham pada pekan terakhir 2023. Dia memperkirakan transaksi pun akan sepi, lantaran pelaku pasar sudah fokus pada masa liburan. Walau begitu, momentum ini menarik dimanfaatkan untuk
trading. Menurut William,
window dressing memudahkan pelaku pasar mencari saham-saham lapis kedua dan lapis ketiga yang layak dipilih untuk
trading. Selain itu, saham-saham komoditas batubara juga menarik dicermati. "Kenaikan permintaan batubara bisa jadi sentimen yang terjadi setiap tahun, ini dapat menjadi perhatian. Kebetulan saham-sahamnya juga belum menguat," ungkap William. Sedangkan Praktisi Pasar Modal Riska Afriani memprediksi prospek pasar saham masih akan ramai, tapi akan lebih didominasi oleh institusi atau fund manager, mengingat sebagian investor ritel sudah memulai libur akhir tahun. Menurut Riska, momentum saat ini menarik untuk investasi. "Desember identik dengan Santa Claus Rally dan berlanjut January Effect. Ini merupakan peluang untuk koleksi saham jangka panjang dengan memperhatikan laporan keuangan akhir tahun yang akan dirilis pada kuartal I-2024," kata Riska.
Baca Juga: IPO BREN & AMMN Menyokong 69% Penambahan Market Cap Bursa Saham 2023 Apalagi, ada potensi pemangkasan suku bunga The Fed tahun depan yang bakal menjadi stimulus tambahan. Riska pun menyarankan untuk mulai selektif memilih saham. Pekan pendek ini bisa menjadi momentum untuk koleksi atau
profit taking. Riska menyematkan rekomendasi
buy atau
hold untuk saham BBRI, PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (
TLKM) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (
BRIS). Selanjutnya, bisa pertimbangkan
profit taking pada saham PT Kimia Farma Tbk (
KAEF), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (
TPIA) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (
CUAN). Sementara Praska menyarankan strategi
trading atau
buy on weakness pada saham-saham yang mulai terkoreksi karena
profit taking. Praska menyodorkan PT Pakuwon Jati Tbk (
PWON), PT Bumi Serpong Damai Tbk (
BSDE), PT Merdeka Copper Gold Tbk (
MDKA), PT Erajaya Swasembada Tbk (
ERAA), PT XL Axiata Tbk (
EXCL) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (
INTP). William menyarankan saham batubara seperti ADRO, PT Bukit Asam Tbk (
PTBA), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (
ITMG). Kemudian, rekomendasi
buy untuk TLKM, BBRI, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (
BBNI), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (
JSMR), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (
JPFA) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (
CPIN). William juga menyarankan
profit taking untuk KAEF, PT Barito Pacific Tbk (
BRPT), PT Barito Renewables Energy Tbk (
BREN), PT Itama Ranoraya Tbk (
IRRA) dan PT Hetzer Medical Indonesia Tbk (
MEDS).
Baca Juga: Intip Prediksi Arah IHSG dan Rekomendasi Saham di Pekan Terakhir 2023 Miftahul menjagokan saham komoditas seperti MKDA dengan target harga Rp 3.000 per saham-Rp 3.160 per saham dan PT Delta Dunia Makmur Tbk (
DOID) dengan target harga Rp 366 per saham-Rp 384 per saham. Kemudian, Miftahul merekomendasikan PT BFI Finance Indonesia Tbk (
BFIN) dengan target harga Rp 1.210 per saham-Rp 1.250 per saham.
Ratih menyarankan
trading plan pada pekan ini dengan
buy on weakness BBRI pada area Rp 5.550 per saham dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (
ADMR) di Rp 1.320 per saham-Rp 1.300 per saham untuk target harga masing-masing di Rp 5.800 per saham dan Rp 1.430 per saham. Lalu,
buy PT Ace Hardware Indonesia Tbk (
ACES) dan PT Mayora Indah Tbk (
MYOR) dengan target harga Rp 760 per saham dan Rp 2.480 per saham. Sedangkan untuk skenario IHSG menutup tahun 2023 ini, Ratih melihat IHSG berpotensi bergerak
mixed cenderung menguat terbatas pada level 7.160-7.270. Miftahul menaksir IHSG akan bergerak
sideways dengan kecenderungan menguat pada
resistance 7.237-7.252. Praska memprediksi IHSG ada dalam rentang
support-
resistance 7.162-7.291. Sementara William menilai pergerakan IHSG di pekan terakhir 2023 ada pada area
support 7.186 dan
resistance pada 7.250. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati