KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (
INTP) melebarkan sayap usahanya dengan mengakuisisi semen Grobogan. Corporate Secretary Indocement Dani Handajani mengatakan, aksi akuisisi ini didorong oleh keinginan Indocement untuk meningkatkan pangsa pasar Indocement terutama di Jawa Tengah dan ke sebagian Jawa Timur. Pada Senin (16/10), INTP telah melakukan penandatanganan perjanjian jual beli saham bersyarat alias sale and purchase agreement sehubungan dengan rencana pengambilalihan sejumlah 345.860 saham atau 100% kepemilikan saham di PT Semen Grobogan. PT Prima Tunas Investama dan PT Prima Sakti Investama selaku para pemegang saham dalam PT Semen Grobogan akan menjual dan mengalihkan seluruh saham Semen Grobogan kepada INTP dan PT Dian Abadi Perkasa selaku pembeli. PT Dian Abadi Perkasa merupakan perusahaan anak yang dikendalikan oleh INTP.
Transaksi jual beli saham akan berlaku efektif saat seluruh pihak memenuhi syarat dan kondisi yang ditentukan dalam perjanjian tersebut, diharapkan pada 1 Desember 2023. Nilai transaksi pembelian ini kurang dari 20% ekuitas, Namun, para pihak telah sepakat untuk tidak memublikasikan nilai transaksi penjualan saham.
Baca Juga: Aksi Akuisisi oleh Emiten Diramal Makin Ramai Jelang Tutup Tahun Nanti Analis Samuel Sekuritas Daniel A. Widjaja mengatakan, dengan asumsi nilai transaksi kurang dari 20% ekuitas, maka nilai akuisisi ini diestimasikan di bawah Rp 3,9 triliun, dengan mengacu pada nilai ekuitas INTP per semester I-2023 yang mencapai Rp 19,7 triliun. Daniel menyebut, akuisisi ini akan membuat kinerja INTP semakin kokoh. Semen Grobogan sendiri memiliki kapasitas produksi 1,8 juta ton clinker dan 2,5 juta ton semen per tahun. Kapasitas ini akan menambah portofolio INTP menjadi 28 juta ton per tahun dengan potensi peningkatan pangsa pasar alias market share sebesar 2%-3% Sebelumnya, Indocement telah mempunyai 13 pabrik dengan total kapasitas produksi tahunan sebesar 25,5 juta ton semen. Sebanyak 10 pabrik berlokasi di Kompleks Pabrik Citeureup, Bogor, Jawa Barat. Sebanyak dua pabrik di Kompleks Pabrik Cirebon, Cirebon, Jawa Barat, dan satu pabrik di Kompleks Pabrik Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Pada 2022, Indocement juga telah mengoperasikan Pabrik Bosowa, setelah adanya penandatangan perjanjian sewa pakai aset dengan PT Semen Bosowa Maros dan PT Bosowa Corporindo. Namun, jika melihat posisi Semen Grobogan yang baru beroperasi pada awal tahun 2022 dan dengan kompetitor langsung yang dihadapinya yakni Semen Gresik, Daniel menilai akan cukup sulit bagi Semen Grobogan untuk menambah pangsa pasar. “Melihat posisi Semen Gresik yang susah menjadi top brand di area Jawa Tengah,” kata Daniel kepada Kontan.co.id, Jumat (20/10). Semen Gresik adalah produk unggulan dari PT Semen Indonesia Tbk (
SMGR), yang merupakan pemain semen terbesar di Indonesia.
Daniel mencatat, pada Agustus 2023, SMGR mencatatkan kinerja yang lebih baik dibanding INTP, dengan pangsa pasar mencapai 51,6%, naik 80 basis points (bps) secara bulanan dan naik 230 bps secara tahunan alias secara year-on-year (YoY). Pangsa pasar SMGR hampir dua kali lipat pangsa pasar INTP, yang pada Agustus 2023 sebesar 27,2%.
Di sisi lain, SMGR dinilai Daniel berada dalam posisi yang lebih baik untuk meraih lebih banyak pangsa pasar dibandingkan INTP. Ini mengingat statusnya sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan porsi semen curah yang cukup besar dalam portofolio penjualannya. Pada Agustus 2023, semen curah menyumbang 30,6% dari penjualan SMGR. “Selain itu, berdasarkan pantauan kami, harga semen tidak banyak berubah dalam tiga bulan terakhir, yang menunjukkan bahwa perang harga di sektor semen telah mereda, khususnya di Pulau Jawa,” sambung dia. Daniel optimistis permintaan semen akan terus pulih tahun ini, didukung oleh penjualan semen curah yang kontribusi penjualannya semakin membesar. Tahun ini, Daniel memproyeksi penjualan semen akan tumbuh di rentang 1% sampai 2%.
Baca Juga: Perkuat Pasar Jawa Tengah Jadi Alasan Indocement (INTP) Akuisisi Semen Grobogan Namun, Daniel memperkirakan akan terjadi perlambatan penjualan pada awal tahun depan, karena kemungkinan adanya perubahan dalam pemerintahan dan regulasi setelah pemilu. Hal ini kemungkinan akan menyebabkan tertundanya proyek-proyek pemerintah dan swasta. Dus, Daniel memproyeksikan penjualan semen akan relatif datar di tahun depan Dus, Daniel mempertahankan rating netral untuk sektor semen. Dia merekomendasikan
buy saham untuk SMGR dengan target harga Rp 7.925 dan
buy saham INTP dengan target harga Rp 12.625. Risiko utama rekomendasi ini di antaranya fluktuasi permintaan semen nasional, serta kenaikan bahan bakar dan biaya distribusi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari