KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Selamat Sempurna Tbk (
SMSM) akan bergabung ke dalam Morgan Stanley Capital International (MSCI) Small Cap Indexes List. Saham SMSM akan resmi menghuni indeks tersebut mulai 1 September 2023. Manajemen SMSM menyambut positif saham emiten komponen otomotif ini masuk ke indeks MSCI Small Cap. "Hal ini merupakan bentuk apresiasi investor terhadap saham SMSM, sehingga diharapkan investor SMSM akan lebih luas dari saat ini," kata
Chief Financial Officer Selamat Sempurna, Ang Andri Pribadi kepada Kontan.co.id, Senin (21/8).
SMSM pun tetap fokus mengejar target pertumbuhan kinerja yang relatif konservatif pada tahun ini. SMSM membidik pertumbuhan penjualan sekitar 5% - 10% dan pertumbuhan laba bersih sekitar 10% dibandingkan 2022.
Baca Juga: Harga Batubara Naik 15,10% dalam Sebulan, Intip Rekomendasi Saham Emitennya Sampai dengan periode tengah tahun 2023, kinerja SMSM masih
on track dari target. SMSM mengantongi penjualan neto senilai Rp 2,47 triliun. Meningkat 7,39% dibandingkan penjualan SMSM per Juni 2022 senilai Rp 2,30 triliun. Serupa dengan kinerja emiten komponen otomotif yang lain,
bottom line SMSM juga moncer. SMSM meraih laba bersih sebesar Rp 429,33 miliar pada semester I-2023. Melompat 13,75% dibandingkan keuntungan Rp 377,43 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Ang bilang, SMSM melihat
outlook industri di semester II masih cukup apik, baik di pasar domestik maupun ekspor. SMSM pun melancarkan strategi bisnis di sisa tahun ini, di antaranya melakukan kerja sama dengan distributor di domestik maupun ekspor untuk lebih fokus pada pengembangan pasar. Adapun hingga semester pertama, porsi pasar domestik berkontribusi sekitar 40% dari penjualan SMSM. Sedangkan porsi ekspor mencapai sekitar 60%. Produk utama yang diekspor adalah filter dan radiator. Ada 10 negara tujuan utama ekspor SMSM. Meliputi Amerika Serikat, Australia, Rusia, Malaysia, Thailand, Jepang, Singapura, Perancis, China dan Equador. SMSM masih belum berencana ekspansi pasar yang spesifik untuk ekspor. Sebab, SMSM lebih berfokus pada penetrasi yang lebih dalam pada negara-negara eksisting tujuan ekspor. "Untuk pasar domestik, kami akan mengembangkan cabang untuk lebih dekat dengan
end user produk Perseroan," terang Ang. Guna memuluskan rencana bisnisnya di tahun ini, SMSM menyiapkan belanja modal (capex) sebesar Rp 100 miliar - Rp 150 miliar. Dalam periode setengah tahun, SMSM telah menyerap anggaran capex sebesar Rp 74 miliar. "Untuk semester II, capex SMSM dilalokasikan untuk
maintenance seperti
line balancing, penambahan & peremajaan mesin, pembuatan
mould-die dan otomatisasi," tandas Ang.
Baca Juga: Saingi Indeks LQ45, Ini Saham Pelat Merah yang Layak Diangkut dari Indeks BUMN20 Rekomendasi Saham
Dari sisi pergerakan saham, harga SMSM masih melanjutkan penguatan pada perdagangan Senin (21/8). Meningkat 1,92% ke level harga Rp 2.120 per saham, mengakumulasi kenaikan 38,11% secara
year to date. Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova melihat masuknya SMSM ke dalam indeks MSCI Small Cap membawa katalis positif. Meski biasanya hanya bersifat jangka pendek seiring adanya penyesuaian portofolio. Dalam jangka menengah hingga panjang, investor akan lebih mencermati prospek kinerja SMSM. "Melihat laporan kinerja semester pertama, tampaknya masih akan baik hingga akhir tahun ini," sebut Ivan.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menimpali, jadi konstituen indeks MSCI Small Cap bisa menambah dorongan bagi saham SMSM. "Namun, pada
timeframe yang kecil, tidak menutup kemungkinan adanya koreksi," kata Herditya. Secara teknikal, pergerakan SMSM masih berada di atas MA20. Hanya saja, pelaku pasar perlu mencermati dari sisi indikator MACD yang belum mengkonfirmasi penguatan. Saran Herditya, bisa
trading buy dengan
support Rp 2.010 dan
resistance di Rp 2.190.
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera, William Wibowo sepakat masuknya SMSM ke dalam indeks MSCI Small Cap akan menambah daya tarik. Pada saat yang sama, kinerja SMSM masih prospektif sejalan dengan
outlook positif industri komponen otomotif.
William pun merekomendasikan
buy saham SMSM dengan
support Rp 1.950 dan
resistance Rp 2.500. Sedangkan Ivan mengingatkan untuk mengantisipasi potensi koreksi dalam jangka pendek apabila SMSM masih tertahan di
resistance Rp 2.200. Selama tidak turun di bawah level Rp 1.800, maka ada peluang
rebound untuk melanjutkan tren naik. Ivan merekomendasikan
buy on weakness SMSM dengan area beli terdekat di Rp 1.900, target harga di Rp 2.400 dan
stoploss jika merosot ke Rp 1.800 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi