Intip Rekomendasi Saham Semen Baturaja (SMBR) Berikut Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) mengatur strategi untuk menjaga pertumbuhan kinerja tahun ini. Salah satunya dengan memperkuat pasar lokal di wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel).

Vice President Corporate Secretary Semen Baturaja, Basthony Santri, mengungkapkan sepanjang tahun lalu SMBR berhasil meningkatkan pangsa pasar (market share) di Sumbagsel sebanyak 4% menjadi 34%. SMBR optimistis bisa memperkuat market share di pasar lokal dengan masih banyaknya proyek infrastruktur yang sedang berjalan.

SMBR optimistis fondasi bisnisnya semakin kuat setelah terintegrasi dengan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) Grup alias SIG. 


"Di tahun ini SMBR tetap akan mengandalkan pasar di Sumatera dan fokus pada memasarkan produk di wilayah pasar basis Sumbagsel," terang Basthony kepada Kontan.co.id, Jum'at (10/3).

Baca Juga: Akan Tambah 600 Gerai Tahun Ini, Begini Rekomendasi Saham Erajaya Swasembada (ERAA)

SMBR memperkuat strategi penjualan melalui kontinuitas supply, menjaga stabilitas harga serta memperkuat channeling dengan digitalisasi marketing. Setelah terintegrasi dengan SIG pada Desember 2022 lalu, SMBR memperkuat supply chain management dengan optimalisasi jaringan distribusi.

SMBR juga menjalankan model bisnis terkonsoldiasi untuk meningkatkan kinerja dengan kelancaran pasokan, serta kecepatan pengiriman ke pemasok, pelanggan dan distributor. 

"Model bisnis ini juga memberikan efisiensi biaya distribusi yang lebih fleksibel serta peningkatan utilisasi pabrik," imbuh Basthony.

Dia menyampaikan, saat ini SMBR masih melakukan pembahasan dengan SIG untuk menghitung proyeksi kinerja hingga alokasi belanja modal (capex). Yang terang, SMBR optimistis bisa melanjutkan pertumbuhan kinerja keuangan pada tahun ini.

Capex SMBR tahun ini akan dipakai untuk mendukung sejumlah agenda bisnis. Di antaranya pengembangan tambang, optimalisasi dan efisiensi pabrik, serta program transformasi industry 4.0.

Adapun sepanjang tahun lalu SMBR mencetak kinerja apik dengan meraih laba bersih sebesar Rp 94,82 miliar. Keuntungan SMBR tahun 2022 melesat 103,04% secara tahunan atau year on year (YoY).

Bottom line SMBR terdongkrak kenaikan top line 7,42% (YoY) dengan pendapatan Rp 1,88 triliun pada tahun lalu. SMBR berhasil menekan sejumlah pos beban, seperti beban keuangan yang turun 11,89% (YoY).

Baca Juga: Targetkan Kenaikan Produksi, Intip Rekomendasi Saham Emiten Tambang Logam Berikut Ini

Basthony mengakui, lonjakan harga batubara tahun lalu berdampak pada struktur biaya produksi yang ikut melejit. Namun, angin segar datang dari harga acuan domestic market obligation (DMO) batubara yang dipatok pemerintah US$ 90 per ton. 

Dari sisi holding, SIG juga telah mengamankan 100% DMO batubara untuk tahun ini yang akan mengurangi tekanan biaya.

"Penurunan harga batubara acuan yang ditetapkan pemerintah berdampak positif bagi SMBR. Hal ini menurunkan biaya produksi," ujar Basthony.

Dia menambahkan, kinerja SMBR juga terpoles oleh strategi efisiensi biaya operasi, penggunaan bahan baku, serta perolehan harga bahan bakar yang kompetitif. SMBR juga mengoptimalkan pemanfaatan bahan bakar alternatif sebagai substitusi energi.

"Operational excellence ikut mendorong efisiensi biaya produksi. Di samping juga dilakukan efisiensi di bidang lainnya seperti biaya addum, biaya logistik dan lainnya," imbuh Basthony.

Rekomendasi Saham

Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya menambahkan, kebijakan DMO batubara pemerintah membuat cost of revenue menjadi lebih efisien. Pemulihan ekonomi turut menjadi katalis bagi emiten semen, termasuk SMBR.

"Saat terjadi pandemi investor cenderung menunda pembangunan dan aktivitas ekonomi terhambat. Setelah pulih, maka pendapatan dan laba SMBR meningkat dengan beban keuangan yang turun sebagai efek lanjutan dari program efisiensi," sebut Cheril.

Baca Juga: Laba Melejit, Simak Proyeksi Pembagian Dividen Adaro Energy (ADRO) Versi Analis

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menimpali, penurunan harga batubara saat ini juga menjadi angin segar bagi industri semen. Apalagi Asosiasi Semen juga memperkirakan adanya potensi pertumbuhan sebesar 4% tahun ini.

Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menyoroti pergerakan saham SMBR secara teknikal. Pelaku pasar disarankan mencermati support di area harga Rp 370. Jika level support tersebut masih bisa menahan pergerakan SMBR, maka ada potensi penguatan menuju Rp 432.

Ivan menyarankan buy on weakness saham SMBR dengan mencermati support tersebut. Cheril merekomendasikan hold dengan target harga Rp 410.

Sedangkan Sukarno menyarankan trading buy dengan support Rp 378 - Rp 372 dan resistance pada Rp 400 - Rp 424. Adapun setelah menguat dua hari beruntun, pada perdagangan akhir pekan ini (10/3) harga SMBR merosot 2,02% ke level Rp 388 per saham. 

 
SMBR Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi