KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) berhasil membukukan penjualan seluas 10 ha dari Karawang dengan
Average Selling Price (ASP) US$ 126 per m2 atau senilai dengan Rp 180 miliar. Analis CGS CIMB Sekuritas Aurelia Barus mengatakan, angka tersebut lebih rendah dari proyeksinya yang sebesar 20 ha. Ia bilang, hal tersebut dikarenakan dengan beberapa
presales yang baru akan terealisasi pada 2022. Sementara pada tahun ini, pihak SSIA menargetkan bisa membukukan penjualan 80 ha untuk lahan
industrial di mana 20 ha berasal dari Karawang dan 60 ha dari Subang. Aurellia menyebut, target yang optimistis tersebut didukung oleh pemulihan aktivitas ekonomi Indonesia.
Menurutnya, realisasi penjualan tersebut kebanyakan baru akan terjadi di paruh pertama tahun ini untuk area Karawang, sementara untuk area Subang akan pada paruh kedua tahun ini. Adapun, hingga Februari, SSIA sudah menerima permintaan atas lahan masing-masing seluas 38ha dan 284ha di Karawang dan Subang.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham INDY, BRMS, AKRA, AALI, dan SMBR dari BRI Danareksa “Tapi kami masih belum mengubah proyeksi
presales SSIA pada tahun ini, sekitar 60 ha yang senilai Rp 901 miliar. Penjualan dari Karawang akan sebesar 20 ha dengan ASP US$ 120 psm, sementara 40 ha berasal dari Subang dengan ASP US$ 100 psm,” tulis Aurelia dalam risetnya pada 1 Maret 2022. Aurelia menambahkan, pada tahun ini SSIA juga berencana melakukan divestasi terhadap bisnis gudang penyimpanannya. Rencananya, tiga gudang penyimpanan yang terletak di Karawang (129.000 m2) di bawah SLP Surya Ticon Internusa, Makassar (10.000 m2) dan Balikpapan (10.000 m2) di bawah SLP Surya Ticon Internusa dan Surya Internusa Timur akan didivestasikan. Ia menjelaskan, pada 2021 silam, tingkat okupansi gudang penyimpanan di Karawang tercatat turun menjadi 63% seiring dengan para penyewa yang melakukan downsized area yang dihuni. SSIA memperkirakan tingkat hunian akan pulih menjadi 87% pada tahun ini, mengingat banyaknya permintaan dari perusahaan otomotif dan barang konsumsi. Sementara itu, tingkat okupansi gudang Makassar dan Balikpapan stabil di angka 100%.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Bukit Asam (PTBA) di Tengah Lonjakan Harga Batubara “Sementara dari sektor bisnis lain SSIA, seperti konstruksi dan hotel, kami meyakini sudah berada jalur yang tepat untuk mencatatkan perbaikan pada tahun ini,” imbuh Aurelia.
Dengan berbagai hal tersebut, ia memproyeksikan, pendapatan SSIA pada tahun ini akan mencapai Rp 3,05 triliun dengan laba bersih Rp 104 miliar. Aurelia saat ini memasang rekomendasi beli untuk saham SSIA dengan target harga Rp 930 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi