Intip Rekomendasi Saham Sumber Tani Agung (STAA) dari Samuel Sekuritas Berikut Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Samuel Sekuritas menginisiasi saham PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) dengan peringkat buy. Adapun, target harga yang dipasang untuk emiten produsen sawit ini adalah Rp 1.400 per saham yang mencerminkan 10.9x PE dan 3.5x PBV pada 2022. 

Analis Samuel Sekuritas Yosua Zisokhi menyebut target harga tersebut dihitung berdasarkan EV sebesar US$ 2.377/ton atau 30% lebih premium dibandingkan rata-rata EV/ton industri sawit dalam coverage Samuel Sekuritas yang sebesar US$ 1.762/ton. 

Secara fundamental, ia mengatakan bahwa STAA saat ini didukung oleh FFB yield yang tinggi serta rata-rata umur tanaman yang masih muda. Ia bilang, saat ini STAA mengoperasikan 42,158 ha kebun sawit dengan rata-rata umur tanaman 12 tahun dan 63% di antaranya berada di umur prima, yakni 8-20 tahun.


“Dengan demikian, FFB yield STAA pada 2021 mencapai 22.8 ton/ha. Angka tersebut terbilang tinggi dibandingkan rata-rata industri sawit yang ada di level 18.5 ton/ha,” tulis Yosua dalam risetnya pada 19 April 2022.  

Baca Juga: Harga Saham BBCA Dalam Tren Melemah, Cek Rekomendasi Sebelum Jual atau Beli

Selain itu, pada tahun ini STAA juga berencana untuk masuk ke industri hilir dengan membangun fasilitas refinery di Dumai dan akan beroperasi pada akhir 2023. Diproyeksikan, fasilitas tersebut akan menambah 3% pada margin laba bersih STAA. 

Dalam proses pembangunan fasilitas tersebut, STAA memerlukan dana sekitar Rp 530 miliar dalam 2 tahun. Yosua menyebut dana tersebut akan dipenuhi dari hasil IPO, sehingga tidak menambah beban hutang.

Apalagi, ia mengatakan STAA memiliki struktur keuangan yang sehat dengan DER mencapai 0.8x dan Net Debt to EBITDA 0.64x, sehingga sangat mendukung untuk ekspansi lain ke depannya.

Dengan tingginya FFB yield STAA, lalu didukung dengan besar kapasitas pabrik, Yosua menilai hal tersebut telah membantu volume produksi STAA pada 2021 mencapai 383,878 ton.

Baca Juga: Investasi Proyek Baterai Listrik IBC Rp 215 Triliun, Simak Rekomendasi Saham ANTM

Menurutnya, pada tahun ini produksi CPO STAA bisa naik 15.2% yoy. Lalu, didukung dengan harga jual CPO yang masih tinggi maka akan membuat pendapatan STAA pada tahun ini naik 18.9% yoy menjadi Rp 6,99 triliun.

“Hal ini akan membantu perusahaan menjaga margin EBITDA di tengah tren kenaikan harga pupuk. Pada tahun ini, EBITDA STAA diproyeksikan akan naik +20.3% yoy menjadi Rp 2,39 triliun,” imbuh Yosua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi