KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selain pengembangan layanan konvergensi alias Fixed Mobile Convergence (FMC), PT XL Axiata Tbk (EXCL) tengah fokus menggarap pasar korporasi atau business to business (B2B). Teranyar, EXCL sedang menyasar segmen pertambangan berbasis green mining melalui layanan XL Axiata Business Solutions (XLABS) untuk menekan emisi karbon. Group Head Product & Marketing XL Axiata Sharif Lukman Mahfoedz mengatakan sektor green mining ini dipilih karena punya potensi yang besar untuk menekan emisi hingga 20%. "Potensinya sangat besar dimana sektor pertambangan saat ini sudah mulai melihat digitalisasi sebagai salah satu salah untuk memastikan keberlangsungan lingkungan," kata Sharif kepada Kontan baru-baru ini.
Rekomendasi Saham
Research Analyst BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis memproyeksikan pendapatan EXCL akan tumbuh hingga double digit hingga tutup 2023. Raihan itu didorong oleh kenaikan trafik data dalam lima tahun terakhir. Trafik data EXCL rata-rata mencapai 78,5 petabytes di kuartal ketiga dan 90 terabytes di kuartal keempat. "Kami mengasumsikan pertumbuhan rata-rata sebesar 3,4% secara kuartalan dalam enam bulan ke depan," jelas Nico dalam riset 21 Agustus 2023. Baca Juga: Sejumlah Emiten Getol Rilis Surat Utang, Begini Rekomendasi Sahamnya BRI Danareksa Sekuritas memproyeksikan pendapatan EXCL bisa tumbuh di kisaran 10% secara tahunan. Ini lebih tinggi dari target EXCL yang hanya high single digit di 9%. Berkaca dari kinerja semester I-2023, EXCL membukukan pendapatan sebesar Rp 15,76 triliun. Raihan itu tumbuh 12% secara tahunan dari Rp 14,07 triliun. Niko memproyeksikan dalam 18 bulan ke depan akan meningkat, Margin EXCL juga diprediksi akan terangkat 51% selama periode 2023–2024. "Idealnya, monetisasi XL Axiata akan meningkat pada Desember 2023 hingga Lebaran 2023. Di sisi lain, FMC EXCL akan mulai bertumbuh pada 2025," kata Niko.EXCL Chart by TradingView