KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan pasar dan arah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi dibayangi oleh respons investor terhadap efek kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi dan Pertamax. IHSG berpotensi terkoreksi pada perdagangan hari ini (5/9). Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya memproyeksikan IHSG bergerak melemah dengan rentang 7.000 - 7.200. "Pelaku pasar akan mencermati dampak kenaikan harga BBM terhadap perekonomian domestik," kata Cheryl kepada Kontan.co.id, Senin (5/9). Secara teknikal, IHSG juga sedang konsolidasi dan membentuk candle reversal yang mengindikasikan penurunan harga. Di samping itu, investor akan menantikan pidato gubernur The Fed, Jerome Powell di pertengahan pekan serta rilis data-data ekonomi seperti indeks keyakinan konsumen dalam negeri.
MAPI Chart by TradingView Sementara itu, Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana optimistis efek koreksi terhadap IHSG dari kenaikan harga BBM ini berlangsung jangka pendek saja. Meski ada lonjakan inflasi, asalkan momentum pertumbuhan ekonomi tetap terjaga IHSG bisa kembali menguat di sisa tahun ini. Menimbang sentimen kenaikan harga BBM ini, support IHSG ditaksir ada di area 6.800-6.900. Wawan menilai penurunan ke level itu masih terbilang wajar. Dia optimistis merosotnya IHSG hanya jangka pendek, dan bisa kembali menguat hingga ke level 7.400 di akhir tahun. Wawan menyarankan agar pelaku pasar wait and see terlebih dulu terhadap emiten yang rentan terdampak kenaikan harga BBM. Seperti emiten transportasi darat, PT Blue Bird Tbk (BIRD). Saham sektor keuangan dan consumers goods bisa dilirik dengan strategi buy on weakness. Saham yang bisa dipilih adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). CEO Edvisor.id Praska Putrantyo menyoroti bahwa saat ini pun IHSG cenderung bergerak sideways di level 7.098-7.230. Dengan kenaikan harga BBM, Praska memperkirakan IHSG pada Senin (5/9) akan turun pada kisaran 7.067-7.150. Sepekan ke depan, IHSG berpotensi terkoreksi pada rentang 6.983-7.150. "Inflasi cenderung akan tinggi, market akan mem-priced in di pekan depan, sehingga IHSG akan koreksi. Tekanan cukup besar bearish jangka pendek," kata Praska. Baca Juga: Rekomendasi Saham Samuel Sekuritas Senin (5/9): Buy INKP, TKIM, MAPI, Sell BUKA Praska lebih menjagokan saham-saham berbasis ekspor seperti batubara dan migas, serta nikel. Pelaku pasar disarankan mengamati saham ANTM dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Selanjutnya, bisa melirik saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan ELSA. Lalu, emiten kertas Grup Sinarmas, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) juga layak dipilih. Analis Kanaka Hita Solvera Raditya Krisna Pradana menambahkan, IHSG berpotensi mengalami pelemahan ke level 6.800 atau dalam kondisi terburuk bisa terlempar ke 6.650. Gerak merosot IHSG itu bisa terjadi sebelum kembali membentuk new high. "Skenario ini tetap berjalan apabila IHSG tidak breakout resistance penting yaitu di level 7.230 dan 7.258," ungkap Raditya. Raditya merekomendasikan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dengan target Rp 4.980 per saham. Lalu, TKIM bisa dikoleksi dengan strategi buy on weakness untuk target Rp 8.050. Selain itu, duo Grup Salim, INDF dan ICBP juga menarik dilirik. Meski terjadi lonjakan inflasi yang dapat menekan daya beli, tapi produk Indofood ditaksir masih tetap diminati masyarakat. "Dengan kata lain, ICBP dan INDF tidak akan kekurangan demand yang signifikan walaupun potensi lonjakan inflasi akan melanda," tandas Raditya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor: Anna Suci Perwitasari