KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah konglomerat berhasil memupuk pundi-pundi kekayaannya lewat pasar modal. Jejak tersebut juga bisa diikuti oleh para investor, terutama investor ritel. Contohnya, kakak beradik Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono berhasil mendulang berkah lewat kepemilikannya di Grup Djarum. Gurita bisnis Hartono Bersaudara ini berada di beberapa sektor. Di sektor jasa keuangan, mereka memiliki PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA). Hartono Bersaudara tercatat menggenggam 70,75 miliar saham BBCA. Jika menggunakan harga penutupan pada Jumat (12/7) di Rp 10.075 per saham, maka nilainya setara dengan Rp 712,87 triliun.
Di sektor infrastruktur telekomunikasi, mereka memiliki PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (
TOWR). Grup Djarum menggenggam 30,31 miliar saham TOWR, yang setara dengan Rp 24,55 triliun.
Baca Juga: BBCA Mendekati Rekor Saat BREN Turun 5 Hari, Ini Peta Saham Big Cap Terkini Konglomerat lainnya adalah Keluarga Mochtar Riady, penguasa Grup Lippo. Tentakel bisnis Keluarga Riady terbesar berada di sektor properti melalui PT Lippo Karawaci Tbk (
LPKR) dan PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK). Di sektor kesehatan, mereka memiliki PT Siloam International Hospitals Tbk (
SILO) melalui PT Megapratama Karya Persada dengan kepemilikan sebanyak 5,09 miliar saham. Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, menjelaskan bahwa grup konglomerasi umumnya memiliki keunggulan bisnis yang terdiversifikasi dengan baik. Diversifikasi ini bisa memberikan keuntungan ketika salah satu sektor bisnis mengalami tekanan. Namun, jika sektor yang digeluti terlalu banyak, fokus bisnis bisa terpecah. "Perhatikan main bisnis dari perusahaan grup konglomerasi tersebut, dan juga perhatikan ekosistem bisnis dari masing-masing grup konglomerasi tersebut," jelas Nico kepada Kontan, Minggu (14/7). Nico menyebut bahwa secara fundamental dan potensi valuasi di masa mendatang, saham unggulan Grup Djarum adalah BBCA. Sementara di Grup Lippo, saham unggulannya adalah SILO.
Baca Juga: Analis Nilai Prospek SILO Positif di Tengah Tekanan Bottom Line, Ini Penyebabnya Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, menambahkan bahwa bagi investor yang ingin melirik saham-saham dari bisnis konglomerat, sebaiknya mencermati pergerakan saham dalam jangka panjang.
Menurutnya, salah satu saham yang cocok untuk investasi jangka panjang adalah BBCA dari Grup Djarum, karena BBCA mampu mempertahankan pertumbuhan kinerjanya bertahun-tahun. Saham pilihan Nafan jatuh pada BBCA dan TOWR dari Grup Djarum. Dia merekomendasikan beli BBCA dengan target harga di Rp 10.400 dan TOWR dengan target harga terdekat di Rp 820. Sementara itu, saham pilihan Nico jatuh pada BBCA dengan target harga di Rp 11.000 per saham. Dari Grup Lippo, saham pilihannya adalah SILO dengan target harga di Rp 2.900 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .