Intip Sejumlah Rencana Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mematok pendapatan negara pada tahun 2024 mencapai Rp 2.781,3 triliun. Target pendapatan negara tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan target tahun ini yang sebesar Rp 2.463 triliun.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam konferensi pers nota keuangan, Rabu (16/8) lalu memerinci, target pendapatan negara tersebut terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp 2.307,9 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 473 triliun serta hibah sebesar Rp 0,4 triliun.

Kemudian, belanja negara dialokasikan sebesar Rp 3.304,1 triliun yang terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp 2.446,5 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp 857,6 triliun.  Target belanja tersebut mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan target belanja tahun ini yang sebesar Rp 3.061,2 triliun.


Dengan postur tersebut, maka defisit APBN 2023 dipatok sebesar 2,29% produk domestik bruto (PDB) atau sebesar Rp 522,8 triliun.

Baca Juga: Sri Mulyani: Ada Peristiwa yang Memengaruhi Target Pertumbuhan Ekonomi 2024

Selain itu, Jokowi juga menganggarkan untuk kesehatan sebesar Rp 186,4 triliun, atau 5,6% dari APBN. Anggaran ini akan diarahkan untuk melanjutkan transformasi sistem kesehatan, mengefektifkan program jaminan kesehatan nasional (JKN), hingga penurunan prevalensi stunting agar mencapai 14% di tahun 2024.

Kemudian, anggaran perlindungan sosial akan dialokasikan sebesar Rp 493,5 triliun untuk mempercepat penurunan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan, serta pembangunan sumber daya manusia (SDM) jangka panjang untuk memutus rantai kemiskinan.

Tidak hanya itu, pemerintah juga menyiapkan anggaran untuk pembangunan infrastruktur sebesar Rp 422,7 triliun. Anggaran ini diarahkan untuk mendukung penguatan penyediaan pelayanan dasar, mendukung peningkatan produktivitas melalui infrastruktur konektivitas dan mobilitas serta mendukung proyek-proyek strategis, termasuk pembangunan IKN.

Baca Juga: Kenaikan Gaji ASN Tidak Signifikan Dorong Konsumsi

Dengan pengelolaan fiskal yang kuat disertai dengan efektivitas dalam mendorong transformasi ekonomi dan perbaikan kesejahteraan rakyat, maka tingkat pengangguran terbuka pada tahun depan diharapkan dapat ditekan dalam kisaran 5,0% hingga 5,7%.

Kemudian, angka kemiskinan dalam rentang 6,5% hingga 7,5%, rasio gini dalam kisaran 0,374 hingga 0,377, serta Indeks Pembangunan Manusia dalam rentang 73,99 hingga 74,02.

Selain itu, Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Pelayanan (NTN) juga ditingkatkan untuk mencapai kisaran masing-masing 105-108 dan 107-110. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati