KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank digital terus berlomba-lomba dalam merebut nasabah di Indonesia. Salah satunya dengan gencar mendorong penyaluran kredit yang tidak hanya melalui skema
channeling atau
partnership, tetapi berusaha langsung menyalurkan kredit kepada calon debitur. PT Bank Digital BCA atau Blu by BCA misalnya telah berhasil menyalurkan kredit Rp 3,2 triliun pada Januari 2023.
Head of Marketing & Communication Blu by BCA Digital, Duardi Prihandoko mengatakan penyaluran tersebut dilakukan melalui tiga tipe kredit di antaranya
corporate loan, joint financing, dan
channeling. Di sisi lain, jumlah nasabah Bank BCA Digital juga sudah tembus 1,1 juta nasabah hingga 2022 dengan pengguna aktif bulanan BCA Digital mencapai 40%. Di tahun ini platform Blu juga akan meluncurkan produk kredit digital.
PT Bank Aladin Syariah Tbk juga terus mencatatkan perkembangan bisnis seiring dengan pertumbuhan jumlah penggunanya. Itu tercermin dari penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan juga penyaluran pembiayaan bank syariah digital ini.
Baca Juga: Bank Digital Terus Berlomba Merembut Nasabah di Indonesia Hingga Desember 2022, aplikasi
mobile banking Aladin telah diunduh lebih dari 3,2 juta kali. Sedangkan untuk jumlah pengguna yang teregistrasi telah mencapai lebih dari 1,7 Juta pengguna. Aplikasi tersebut baru diluncurkan di awal tahun lalu. Presiden Direktur Bank Aladin Syariah, Dyota Marsudi, mengatakan perkembangan jumlah pengguna yang cukup pesat tersebut didukung oleh strategi kolaborasi dan integrasi yang baik dengan para mitra serta implementasi strategi
offline-to-online dengan Alfamart. Melalui proses optimalisasi digital serta strategi
partnership dengan para mitra strategis yang dilakukan, Bank Aladin telah berhasil menyalurkan pembiayaan lebih dari Rp 1,3 triliun hingga akhir tahun 2022. Dyota menyampaikan, perolehan itu berasal dari produk pembiayaan meliputi
invoice financing, pembiayaan modal kerja untuk nasabah UMKM & korporasi, serta pembiayaan multiguna untuk nasabah ritel. Secara total
disbursement, Bank Aladin Syariah telah menyalurkan pembiayaan lebih dari Rp 3,5 Triliun dalam kurun waktu kurang dari setahun. Mayoritas pembiayaan berasal dari ekosistem mitra Bank Aladin Syariah yaitu Alfamart sehingga kualitas asetnya masih lancar yang ditandai dengan nihilnya Non-Performing Financing (NPF). Adapun jawara dalam merebut nasabah di Indonesia nampaknya adalah aplikasi Bank Neo Commerce (BNC) yang telah mencatatkan jumlah pengguna mencapai 20 juta nasabah per November 2022. BNC mencatatkan total penyaluran kredit yang naik 135,19% secara tahunan dari Rp 4,33 triliun menjadi Rp 10,18 triliun di bulan pertama 2023. Dengan kenaikan total kredit tersebut, pendapatan bunga bersih atau
net interest income (NII) BNC tumbuh 301,98% menjadi Rp 231,46 miliar jika dibandingkan dengan posisi Januari tahun 2022 yang sebesar Rp 57,58 miliar.
Baca Juga: Gandeng Mandiri Investasi, Bank Mantap Tawarkan Produk Reksadana Kepada Nasabah Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan mengatakan, berkaca dari kinerja positif yang berkelanjutan di tahun 2022, BNC semakin menjadi pilihan nasabah sebagai solusi atas berbagai kebutuhan. Pencapaian positif kinerja BNC di tahun lalu merupakan salah satu wujud nyata hasil dukungan nasabah dan seluruh stakeholders BNC yang akan terus ditingkatkan pada tahun ini. "Sejalan dengan optimisme perekonomian Indonesia berada dalam posisi yang stabil, BNC pun optimistis untuk menjadikan tahun 2023 sebagai tahun yang
profitable. Kami berkomitmen untuk terus tumbuh dengan positif, dengan terus berinovasi secara kreatif untuk menjadikan aplikasi Neobank sebagai platform perbankan digital pilihan utama masyarakat Indonesia," ujar Tjandra. Optimisme ini dilandasi dengan berbagai strategi dan inovasi yang telah direncanakan. Salah satunya BNC akan meluncurkan produk
wealth management yang akan dipasarkan secara
online via aplikasi Neobank sehingga nasabah memiliki pilihan dalam berinvestasi. Dari sisi kredit, BNC berencana untuk masuk ke pasar kredit produktif.
Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menilai, bahwa prospek kinerja bank digital tidak begitu banyak perubahan kecuali didukung bisnis dari grup usaha.
Editor: Tendi Mahadi