Intip Strategi BP Jamsostek yang Sukses Cetak Hasil Investasi Rp 35,46 Triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan atau dikenal dengan BP Jamsostek punya strategi jitu dalam menempatkan investasi.

Direktur Pengembangan Investasi BPJS Ketenagakerjaan Edwin Ridwan mengungkapkan, dalam mengelola portofolio investasi BPJamsostek menerapkan strategi Liability Driven Investing (LDI).

“Yakni mengutamakan ketersediaan dana dan hasil yang memadai untuk memastikan pemenuhan liabilitas baik jangka pendek maupun jangka panjang,” ujarnya kepada KONTAN, Senin (13/11).


Selain itu, Edwin melanjutkan, pengelolaan investasi dilakukan secara aktif dan dinamis (Dynamic Asset Allocation), menyesuaikan proporsi alokasi aset investasi seperti saham, reksadana, surat utang, dan deposito sesuai dengan perkembangan kondisi ekonomi terkini dan peluang di pasar.

“Meningkatnya trend De-Globalisasi dan Climate Change berdampak terhadap peningkatan harga (inflasi) dan tingkat suku bunga global dalam jangka waktu yang lebih lama (higher for longer),” terangnya.

Baca Juga: BP Jamsostek Kantongi Hasil Investasi Rp 35,46 Triliun hingga Kuartal III

Edwin mengungkapkan, memperhatikan pertumbuhan ekonomi (GDP) yang solid sebesar 5% dan posisi negara eksportir komoditas, ke depan di tahun 2024 bakal menguntungkan bagi pasar modal Indonesia.

“Untuk pasar saham diperkiraan akan positif di Semester II 2024 oleh karena itu sebagai vote of confidence, kami berencana akan menambah alokasi di instrumen saham,” imbuhnya.

Edwin menilai, dengan pertumbuhan dana investasi BP Jamsostek ke depan yang semakin besar dan lebih cepat dari pertumbuhan pasar dalam negeri, menyebabkan pihaknya tidak dapat melakukan rebalancing portofolio secara fleksible dan nimble.

“BPJamsostek tidak dapat terus menghindari berinvestasi di pasar luar negeri mengingat likuiditas yang terbatas di pasar domestik baik untuk instrumen saham maupun sura utang,” sebutnya.

Terlebih lagi, lanjut dia, apabila BPJamsostek terus membeli saham di bursa maka likuiditas di pasar akan semakin memburuk mengingat strategi BP Jamsostek adalah buy and hold. Menurutnya, ini akan berdampak buruk terhadap likuiditas dan perkembangan pasar modal domestik.

Baca Juga: Kini, Debitur KUR BRI Dapatkan Perlindungan Dari BPJS Ketenagakerjaan

“Oleh karena itu BP Jamsostek berharap izin untuk melakukan investasi di pasar luar negeri dapat segera terealisasi,” pungkasnya.

Asal tahu saja, BP Jamsostek berhasil mengantongi hasil investasi senilai Rp 35,46 triliun per September 2023 atau mencapai 80,57% dari target tahun 2023 yang sebesar Rp 44,01 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari