KONTAN.CO.ID - JAKARTA.
Branding merupakan kunci pertumbuhan bisnis dalam skala apapun, mulai dari UMKM hingga perusahaan besar. Namun, ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan pebisnis, terutama UMKM, dalam melakukan
branding seperti tidak memperlakukan pelanggan eksisting dengan baik hingga terlalu jor-joran dalam promosi dan diskon hingga malah berefek negatif terhadap
brand image. Berikut merupakan strategi
branding untuk para UMKM untuk tingkatkan omzet perusahaan di 2024 a la perusahaan
e-commerce enabler AHA Commerce. 1. Menemukan celah
niche potensial Niche adalah target pasar spesifik yang ingin dikejar. Di sini,
brand harus bisa menemukan
niche di pasar, dalam artian bisa menemukan celah untuk bisa menarik perhatian masyarakat di luar dari produk populer. Caranya, kita bisa mencari area di mana
demand belum terpenuhi dan persaingan masih belum terlalu ketat.
Hal ini bertentangan dengan pemikiran umum banyak orang yang cenderung mencari produk yang paling laku di pasar dan berbondong-bondong mengimpor produk tersebut, terjun ke pasar yang sudah ramai atau
red ocean. Pendekatan
niche yang menghindari perang harga dengan menemukan segmen yang kurang dilayani, memberikan kesempatan untuk inovasi dan menawarkan nilai tambah yang unik.
Baca Juga: Jumlah Penjualan Produk Makanan dan Minuman di E-Commerce Naik 75% Jelang Ramadan Misalnya, produk sepatu kesehatan yang memiliki sol khusus untuk membantu mengatasi masalah sakit kaki atau punggung. Berhubung produk itu belum banyak pesaingnya, jadi bisa dibilang itu adalah produk
blue ocean. Berbeda dengan pendekatan
red ocean yang berfokus pada pasar yang sudah jenuh dengan persaingan ketat, mengejar
niche memungkinkan
brand untuk menawarkan produk atau layanan yang benar-benar dibutuhkan oleh segmen tertentu, sering kali akan mendatangkan margin keuntungan yang lebih baik. 2. Memiliki
unique selling point untuk bisa bersaing dengan kompetitor Jika
brand ingin dilirik oleh konsumen di tengah persaingan yang ketat, berarti
brand wajib menemukan
unique selling point (USP), sesuatu yang unik dari produk atau layanan jasa yang menonjol dan memiliki
value untuk konsumen dibandingkan dengan kompetitor lainnya. Dengan adanya USP tersebut, konsumen memiliki alasan kenapa harus membeli produk atau jasa dibandingkan dengan membeli milik kompetitor. Salah satu contoh USP adalah AHA Commerce, sebagai
enabler e-commerce, AHA Commerce memberikan
value kenaikan omzet.
Value ini bisa menjadi diferensiasi paling kuat dibandingkan dengan
enabler ataupun agensi
marketing lainnya. Sehingga,
brand lebih yakin untuk bekerja sama dengan AHA Commerce untuk membantu meningkatkan omzet mereka. 3. Mengoptimalkan hal kecil yang bisa bikin pelanggan setia
Branding bukan cuma bicara membangun
awareness ke calon pelanggan baru, tapi juga bagaimana bisa mempertahankan pelanggan yang ada. Ada beberapa cara untuk bisa meningkatkan
engagement ke pelanggan eksisting agar dia betah. Pertama, dari segi kualitas layanan yang membuat pelanggan merasa nyaman dan aman dalam membeli produk di toko
online. Misalnya, konsisten menjaga tingkat balas chat paling lama 30 menit. Selain itu, bisa juga dalam memberikan garansi produk demi kepuasan pelanggan. Sehingga pelanggan bisa nyaman untuk kembali membeli produk bahkan merekomendasikan ke kerabatnya. Kedua, dari segi pemberian diskon. Banyak yang menilai diskon besar bisa memberikan eksposur penjualan lebih tinggi. Namun, dari sisi
branding, diskon besar bisa merusak
brand image karena berarti nilai barang yang dijual dianggap lebih rendah. Terkadang hal-hal seperti ini dianggap tidak signifikan, padahal cukup berpengaruh terhadap persepsi
brand itu sendiri. 4. Menggunakan
influencer boleh, tapi harus efektif dan efisien Jasa
influencer untuk meningkatkan
awareness produk masih dibutuhkan oleh para pebisnis toko
online di 2024. Dengan catatan,
influencer yang dipilih harus memiliki relevansi dengan bisnis
brand tersebut. Misalnya,
brand adalah penjual atau distributor onderdil kendaraan hingga memiliki layanan bengkel.
Baca Juga: E-Commerce Siap Manfaatkan Momentum Ramadan untuk Kerek Transaksi Berarti,
brand tersebut bisa menggunakan
influencer di sektor otomotif. Sehingga,
audience influencer akan relevan dengan produk yang
brand tersebut miliki. Menurut data House of Marketers, ROI bisnis dari kampanye
influencer yang relevan bisa mencapai 5,7x. Lalu,
influencer yang dipilih juga harus memiliki kualitas
followers yang relevan dengan kontennya juga. Hal itu bisa terlihat dari tingkat
engagement yang tinggi jika dibandingkan dengan jumlah
followers-nya. Jangan sampai, memilih
influencer yang
followers-nya banyak, tapi tingkat
engagement-nya rendah. Hal itu akan membuat
branding yang mau kita bangun menjadi kurang optimal. Dalam mengoptimalkan
branding klien untuk penggunaan jasa
influencer, AHA Commerce membuat beberapa syarat dan ketentuan seperti, usia,
gender, dan kesesuaian dengan target
market brand klien sehingga optimalisasi dengan
influencer bisa lebih efektif dan efisien. 5. Beradaptasi dengan Perkembangan Tren Salah satu yang perlu diperhatikan
brand dalam melakukan
branding adalah mengikuti tren yang sedang berkembang. Misalnya, perkembangan tren gaya hidup sehat dari segi makanan dan aktivitas, berarti ketika membuat
branding juga harus ada kaitannya dengan hal tersebut. Sehingga,
brand bisa membuat konsumen tertarik untuk mulai
aware hingga mempertimbangkan membeli produk. Begitu juga dengan menggunakan
channel yang tepat, seperti
livestreaming rutin di platform seperti Shopee yang biasanya padat penonton dari jam 8 malam ke atas Untuk memudahkan dalam menganalisis tren tersebut, AHA Commerce pun menggunakan algoritma dari AHAbot yang didesain untuk bisa beradaptasi dengan perubahan tren dengan cepat. Nantinya, AHA Commerce mampu merekomendasikan dari jenis produk hingga strategi
marketing yang bisa dilakukan agar sesuai dan relevan dengan tren yang ada. Namun, bagi UMKM, tantangan menjalankan strategi-strategi di atas adalah sumber daya yang terbatas dan kesulitan membuat sistem yang efektif dan efisien. Untuk itu, AHA Commerce sebagai
e-commerce enabler, memberikan layanan sistem dengan kecerdasan buatan, yakni AHAbot bisa membantu optimalisasi strategi
branding UMKM bisa lebih sukses dalam mendorong pertumbuhan omzet.
Dari pengalaman AHA Commerce, dengan strategi
branding dan
marketing tepat yang ditambah dengan dukungan oleh AHAbot itu bisa membantu pertumbuhan omzet hingga 800%. Sebelumnya, perusahaan telah berpengalaman meningkatkan omzet dari Rp 180 juta per bulan menjadi Rp 1,6 miliar per bulan dengan kombinasi strategi ini. AHAbot memberikan rekomendasi strategi
branding organik sehingga pertumbuhan
awareness dan
engagement yang dibangun bisa lebih tepat sasaran untuk menjadi potensi pelanggan setia ke depannya. Dengan begitu, pelaku UMKM bisa fokus untuk mengembangkan bisnisnya, sedangkan lini pendukung seperti
branding dan
marketing bisa diurus oleh AHA Commerce. Dengan begitu, peluang UMKM untuk naik kelas dengan membuat produk yang berkualitas dan
market-fit menjadi lebih besar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi