KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (
BIPI) bersiap memacu ekspansi di luar bisnis infrastruktur tambang dan produksi batubara. BIPI telah menyiapkan rencana jangka panjang yang menjangkau pengembangan bisnis berbasis transisi energi. Direktur Utama Astrindo Nusantara Infrastruktur Ray Anthony Gerungan mengungkapkan rencana ekspansi jangka panjang BIPI ada di empat segmen. Meliputi energi dan infrastruktur, mid-stream industri, industri hilir serta
value-added green industri. Dalam jangka pendek, BIPI akan lebih dulu fokus pada tiga proyek prioritas.
Pertama, waste to energy plant alias Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Ray belum merinci mengenai lokasi dan total kapasitas listrik yang akan dihasilkan.
Baca Juga: Astrindo Nusantara Infrastruktur (BIPI) Targetkan Laba Sentuh US$ 13 Juta di 2024 Dia hanya memberikan bocoran, BIPI sedang mengikuti lelang dengan membidik tiga proyek. Studi kelayakan atau
feasibility study untuk proyek pertama sudah rampung, yang berlokasi di Pulau Jawa. Nilai proyeknya cukup jumbo, dengan estimasi US$ 150 juta atau sekitar Rp 2,3 triliun.
Kedua, mini gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) plant. Berlokasi di Pulau Jawa, BIPI membangun mini LNG plant dengan kapasitas hingga 10 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD). BIPI ingin menangkap peluang dari kebutuhan gas sebagai komoditas strategis dalam transisi energi, terutama di sektor manufaktur. "Kami mau kasih opsi untuk dapat gas, harga lebih murah dari diesel dan jauh lebih bersih. Ada banyak permintaan untuk beralih ke LNG, jadi prospeknya sangat bagus," jelas Ray dalam paparan publik, Kamis (12/12). Investasi untuk proyek ini mencapai sekitar Rp 350 miliar. Kebutuhan dana untuk membiayai kedua proyek tersebut berasal dari kombinasi pinjaman perbankan dan kas internal BIPI. Ketiga, proyek berbasis energi terbarukan (green sector). Namun, Ray belum membeberkan secara rinci mengenai proyek ini. "Satu lagi yang mungkin dalam beberapa minggu lagi kami umumkan. Dalam proses investasi equity," ungkap Ray.
Proyeksi Kinerja BIPI
Saat ini, infrastruktur tambang dan produksi batubara menjadi bisnis utama yang menopang kinerja BIPI. Sampai dengan kuartal III-2024, pendapatan BIPI menyusut 15,25% secara tahunan (
year on year/yoy) dari US$ 493,31 juta menjadi US$ 418,06 juta. Secara
bottom line, laba bersih BIPI tergerus 89,71% (yoy) dari US$ 34,70 juta menjadi US$ 3,57 juta. Direktur Astrindo Nusantara Infrastruktur, Michael Wong mengungkapkan penurunan kinerja BIPI terutama disebabkan oleh melandainya harga batubara serta penurunan margin laba. Secara operasional, penanganan
throughput logistik batubara oleh anak usaha BIPI, yakni PT Mitratama Perkasa dan PT Nusa Tambang Pratama mengalami penurunan tipis 0,56% (yoy) dari 51,17 juta ton menjadi 50,88 juta ton.
Baca Juga: Antisipasi Harga Batubara, Astrindo Nusantara (BIPI) Fokus Jaga Kinerja Semester II Selain itu, produksi batubara dari Sakari Resources Limited juga menyusut sebanyak 13,90% (yoy) dari 1,51 juta ton menjadi 1,3 juta ton. Penurunan produksi terutama disebabkan oleh curah hujan yang relatif tinggi. Dengan berbagai faktor tersebut, Michael memproyeksikan pendapatan BIPI di akhir tahun 2024 bisa mencapai sekitar US$ 570 juta, dengan posisi laba sekitar US$ 15 juta. Michael optimistis, kinerja keuangan BIPI bakal membaik pada tahun depan, terutama dari sisi laba. Michael memproyeksikan ada kenaikan kinerja keuangan sekitar 10%-20% pada tahun 2025. Terutama disebabkan oleh berkurangnya beban keuangan, sejalan dengan strategi
refinancing yang gencar dilakukan oleh BIPI pada tahun ini. "Jadi dengan
refinancing itu tujuannya untuk menurunkan cost, dan itu akan membuat performa kami lebih bagus di tahun-tahun berikutnya. Tahun depan
net profit akan terdongkrak dari penurunan biaya
financing," tandas Michael.
Dari sisi pergerakan saham, harga saham BIPI naik 1,10% ke posisi Rp 92 per saham pada Kamis (12/12). Jika diakumulasi secara year to date, pergerakan harga saham BIPI menyusut 12,38%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi