Intip strategi Mandom Indonesia (TCID) perbaiki kinerja di sisa tahun 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Mandom Indonesia Tbk (TCID) di tahun 2021 masih terhambat oleh kondisi pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini. Meskipun begitu, manajemen berharap perseroan masih dapat membukukan pertumbuhan dibandingkan tahun 2020. 

Sekretaris Perusahaan Mandom Indonesia Alia Dewi menyampaikan, kondisi perusahaan di semester pertama tahun ini belum menunjukkan pemulihan yang cukup signifikan dari tahun lalu.

Begitu pun dengan kondisi di awal semester kedua, di mana lonjakan kasus Covid-19 kembali terjadi sehingga pemerintah harus menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. 


"Walaupun bisa dikatakan mobilitas masyarakat di semester I-2021 cukup membaik, tapi semester II-2021 mulai diberlakukan PPKM darurat, sehingga kembali terbatas. Pembatasan ini tentu berpengaruh ke pola belanja konsumen," kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (6/9). 

Sebagai gambaran, Mandom Indonesia mencetak penjualan bersih sebesar Rp 846,05 miliar pada semester I-2021. Jumlah ini turun 15,12% dibandingkan penjualan bersih TCID pada semester I 2020 sebesar Rp 996,77 miliar.

Baca Juga: Penjualan turun, Mandom Indonesia (TCID) masih bukukan kerugian di semester I 2021

Sedangkan dari sisi bottom line, TCID tercatat membukukan rugi bersih tahun berjalan TCID sebesar Rp 35,17 miliar. Realisasi ini sebenarnya sudah turun 33,51% dibandingkan rugi bersih TCID pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp 52,90 miliar.  

Walaupun kinerja di paruh pertama belum mencatatkan hasil yang memuaskan, TCID tetap berupaya untuk memperbaiki kinerja mereka di sisa tahun 2021 ini lewat sejumlah strategi. Di antaranya lewat inovasi produk serta peluncuran beberapa produk baru di tahun ini. 

Pada semester I-2021, TCID telah merilis seri skin care anyar dari merek PIXY. Meskipun secara kontribusi belum terbilang maksimal, Alia bilang, produk anyar tersebut  memiliki potensi yang cukup baik terhadap pertumbuhan kinerja perseroan ke depan.  

"Beberapa produk baru yang pending di tahun 2020 sudah launch tahun ini, seperti seri skin care baru dari merek PIXY. Walaupun produk baru mungkin kinerjanya belum maksimal, tapi kami melihat potensi yang cukup baik," ujarnya.

Selain produk skin care, TCID juga telah merilis berbagai produk personal hygiene terkait perawatan diri, seperti PIXY Aqua-Protection Body & Hair Mist, PIXY Aqua-Protection Body & Lotion, serta Mandom Disinfectant.

Alia menambahkan, kontribusi produk personal hygiene sebenarnya masih tergolong mini, yakni di bawah 10% dari total penjualan. Namun dari sisi permintaan sejauh ini cukup baik untuk produk yang tergolong baru. 

Tak hanya fokus terhadap pengembangan dan inovasi produk, TCID juga semakin tanggap menggarap pasar e-commerce dan marketplace seiring dengan pertumbuhannya yang juga cukup pesat di era pandemi. 

Berdasarkan catatan Kontan.co.id, produk-produk TCID sudah bisa ditemui di berbagai marketplace, seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, dan E-Commerce khusus produk kecantikan Sociolla.

 
TCID Chart by TradingView

"Kedua hal ini yang harus cepat dilakukan. Kami belum bisa info angka tapi secara rasio kontribusi masih lebih besar offline," tambahnya. 

Dengan demikian, TCID melihat masih ada peluang yang bisa dimanfaatkan perseroan untuk menutup sisa tahun ini dengan hasil terbaik. Terutama, karena TCID pun masih menawarkan produk-produk yang dibutuhkan oleh konsumen.

"Tantangan tentu kondisi pandemi yang masih naik turun sehingga kami harus bergerak lebih cepat. Peluangnya adalah konsumen masih mencari produk-produk dikategori yg kami tawarkan. Jadi masih ada peluang untuk bisa meng-cover kebutuhan ini," pungkasnya. 

Sebagai informasi, mayoritas penjualan bersih TCID di semester I-2021 berasal dari produk pria sebesar Rp 453,91 miliar pada semester I 2021. Kemudian diikuti oleh penjualan produk wanita sebesar Rp 387,08 miliar dan produk lainnya sebesar Rp 5,05 miliar.

Selanjutnya: Prima Cakrawala (PCAR): Kebijakan LCS bisa menurunkan resiko fluktuasi mata uang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari