KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (
MARK) berikhtiar memperkuat bisnisnya sepanjang 2023. Selain mengoptimalkan penjualan cetakan sarung tangan, emiten ini juga menggeluti bisnis sanitasi berupa pembuatan kloset. Direktur Utama Mark Dynamics Indonesia Ridwan Goh menyampaikan, MARK tetap memfokuskan bisnis utamanya pada produksi dan penjualan cetakan sarung tangan. Ini mengingat potensi pasar cetakan sarung tangan masing sangat besar di tengah normalisasi usai berakhirnya pandemi Covid-19. Ridwan menyebut, permintaan cetakan sarung tangan sempat mengalami lonjakan yang luar biasa pada masa pandemi Covid-19 yang turut berdampak positif bagi kinerja keuangan MARK pada periode tersebut. Sarung tangan beserta cetakannya sangat dibutuhkan untuk keperluan penanganan virus Covid-19.
Sekarang, siklus berubah. Permintaan cetakan sarung tangan kembali ke level normal seperti sebelum pandemi. Hal ini membuat kinerja MARK tampak mengalami penurunan pada semester I-2023.
Baca Juga: Indocement (INTP) Gandeng Krakatau Posco untuk Penuhi Bahan Baku Semen Hijau Tercatat, penjualan MARK menyusut 58,19%
year on year (YoY) menjadi Rp 262,61 miliar per akhir semester pertama 2023. Pada saat yang sama, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk MARK berkurang 68,57% YoY menjadi Rp 64,47 miliar. Meski ada penurunan kinerja pada paruh pertama 2023, Ridwan menilai bahwa bisnis cetakan sarung tangan MARK masih menjanjikan. Optimisme ini didukung oleh permintaan sarung tangan global yang diperkirakan tumbuh 5%--8% per tahun. Adapun kebutuhan sarung tangan global mencapai 300 miliar lembar pada 2023. Sejalan dengan itu, pertumbuhan permintaan cetakan sarung tangan global secara moderat diperkirakan sekitar 6%--10% per tahun seperti sebelum masa pandemi. Produk cetakan sarung tangan MARK hanya dijual ke perusahaan sarung tangan global dan tidak bisa didiversifikasikan ke perusahaan sektor lain. Potensi tambahan permintaan cetakan sarung tangan MARK diperkirakan datang dari beberapa negara dengan populasi penduduk tinggi, seperti China dan India.
Permintaan juga datang dari Indonesia sekalipun penjualan terbesar MARK tetap ditujukan ke pasar ekspor. “Potensi pasar cetakan sarung tangan didorong oleh meningkatnya kesadaran akan kesehatan di negara-negara populasi besar yang membuat penggunaan sarung tangan di sana tumbuh,” ungkap dia. Manajemen MARK memprediksi penjualan perusahaan pada akhir 2023 nanti akan lebih rendah dibandingkan 2022. Sebab, penjualan tahun lalu sangat dipengaruhi oleh faktor pandemi. Namun, perusahaan ini memperkirakan penjualannya bisa lebih tinggi dari masa sebelum pandemi tahun 2019 silam. Di samping itu, proyeksi margin laba bersih MARK dipertahankan di atas 20%. Untuk dapat mengejar target kinerja tersebut, MARK fokus untuk melakukan beberapa efisiensi biaya produksi, membuat produk cetakan sarung tangan inovatif yang dapat menghemat energi, dan melakukan penetrasi penjualan ke China, India, Sri Lanka, hingga Amerika Serikat.
Baca Juga: Bidik Penjualan Naik 5%-10%, Ricky Putra Globalindo (RICY) Optimistis Kinerja Membaik Di sisi lain, MARK juga mulai berani melakukan diversifikasi bisnis dengan ekspansi ke sektor sanitasi sejak 2020 lalu lewat akuisisi PT Berjaya Dynamics Indonesia.
Setelahnya, MARK melakukan peningkatan kapasitas produksi kloset jongkok sehingga kini kapasitas dapat mencapai 30.000 psc per bulan. Dalam catatan Kontan, kebutuhan investasi MARK untuk menggelar ekspansi tersebut sekitar Rp 10 miliar. “Pabrik kloset ini beroperasi dengan target pemasaran untuk daerah Sumatera,” tukas Ridwan. Bahan baku untuk kloset ini berasal dari limbah sisa cetakan sarung tangan, sehingga membantu komitmen MARK yang selalu memperhatikan efisiensi dan keberlangsungan lingkungan lewat program
zero waste. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari