INTP akan mengerek volume ekspor



JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) akan menambah porsi ekspor lebih banyak, baik clinker maupun semen untuk mengatasi kelebihan pasokan.

Tahun lalu, ekspor semen INTP meningkat tajam. Penjualan ekspor meningkat 36,9% menjadi 213.000 ton, di tengah penurunan volume penjualan domestik sebesar 7,3%. INTP akan menambah volume ekspor menjadi sekitar 700.000 ton tahun ini. Porsi ekspor ini 2,8% dari total produksi 25 juta ton.

Direktur Utama INTP Christian Kartawijaya memperkirakan, industri semen akan mengalami kelebihan pasokan hingga 27 juta ton. Kelebihan pasokan ini meningkat ketimbang tahun lalu, yang mencapai 17 juta ton. Inilah yang menekan kinerja emiten sektor semen. INTP berniat menambah porsi ekspor.


"Jadi kalau ekspor itu sebenarnya karena produksi kami ada sisa," kata Christian, Selasa (10/5).

Dengan beroperasinya pabrik P14 pada bulan Juli atau Agustus tahun ini, maka INTP akan memiliki kapasitas produksi 25 juta ton. Saat ini, Bangladesh masih merupakan negara tujuan ekspor terbesar INTP, disusul Malaysia.

INTP juga mengekspor white cement ke Korea Selatan dan Taiwan. Penjualan ekspor dilakukan HC Trading International Inc yang merupakan pihak berelasi. Tahun ini INTP menganggarkan belanja modal sebesar Rp 2,3 triliun dengan alokasi Rp 1 triliun, di antaranya untuk menyelesaikan pembangunan pabrik baru P14 di Citerureup.

INTP berharap, bisa mempertahankan pangsa pasar sekitar 27%, dengan berorientasi penjualan semen domestik dan mengekspor sisanya ke negara-negara yang menjadi basis ekspor INTP. "Kapasitas kami bertambah, sekarang fokus kami mengatasi oversupply," lanjutnya.

Pendapatan INTP sepanjang kuartal pertama tahun ini turun 9,2% menjadi Rp 3,93 triliun ketimbang kuartal pertama tahun lalu Rp 4,33 triliun. Ekspor hanya Rp 38,96 miliar atau 0,99% dari total pendapatan.

Tapi, porsi ekspor ini meningkat ketimbang tiga bulan pertama 2015 yang masih 0,71%. Kemarin, rapat umum pemegang saham tahunan INTP menyetujui pembagian dividen Rp 415 per saham dengan total Rp 1,52 triliun atau 25% dari laba bersih tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie