INTP bidik volume penjualan tumbuh 4%-5%



KONTAN.CO.ID - Ekonomi yang lesu membawa dampak kepada pasar modal. Target pertumbuhan ekonomi di atas 5,2%, masih menjadi PR besar yang harus dikejar. Pasalnya, pada kuartal II-2017 saja, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) baru 5,01%.

Perlambatan itu nampak dari permintaan semen yang turun. Salah satu penyebabnya, pertumbuhan bisnis properti yang masih melambat. Namun, emiten yang menjual produk semen, seperti PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) masih optimistis dengan pertumbuhan volume penjualan pada tahun ini sebesar 4%-5%.

Target tersebut masih inline seperti target awal yang ditetapkan. "Seperti yang CEO sudah sampaikan kami berharap volume naik 4%-5% (YoY)," kata Pigo Pramusakti, Corporate and Public Communication Manager INTP, Senin (14/8).


Dalam catatan KONTAN, sampai semester I-2017, total volume penjualan INTP sebanyak 7,9 juta ton. Jumlah ini masih turun 2,4% dibandingkan pencapaian tahun lalu sebanyak 8,13 juta ton.

Untuk bisa meningkatkan penjualan, emiten pengusung merek semen Tiga Roda ini juga meningkatkan porsi penjualan ekspor, baik produk klinker maupun semen. Total volume penjualan keduanya menjadi 501.000 ton. Volume ini naik 28% dibanding tahun 2016 sekitar 391.000 ton.

Sebelumnya, INTP juga memprediksi sampai akhir tahun ini, kelebihan pasokanĀ  semen di Indonesia mencapai 39,7 juta ton. Hal ini membuat INTP melakukan efisiensi pada beberapa lini produksi. "Persaingan jelas ketat, karena Jawa Barat dan Banten sekarang crowded dengan pabrik semen maupun cement mill baru," kata Pigo.

Dia menyatakan, terjadi oversupply yang demikian besar. Sementara kebutuhan semen baru sekitar 60 juta ton dan kapasitas terpasang di atas 100 juta ton. "Kami punya 13 pabrik, untuk itu kami operasikan pabrik-pabrik yang paling efisien dulu sesuai dengan volume penjualan," katanya.

Sedangkan pabrik-pabrik tua dan kurang efisien akan diistirahatkan terlebih dahulu. Pabrik tersebut, baru akan diaktifkan kembali saat permintaan semen kembali naik. "Kami juga terbangkan Rajawali (produk semen INTP lainnya) di daerah home market yang mau dirusak dengan harga yang terlalu murah," imbuhnya.

Sebagai catatan, performa penjualan INTP semester I-2017 masih turun 15,48%. Sedangkan pada penjualan tahun 2016, pertumbuhan juga masih turun 13,69%. Meski demikian, harapan akan membaiknya proyek infrastruktur yang digenjot pemerintah, bisa menjadi angin segar.

"Teorinya di mana ada pertumbuhan infrastruktur, akan diikuti dengan peningkatan demand of cement, tinggal kita tunggu saatnya kapan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini