INTP Masih Bisa Mengejar Penjualan



JAKARTA. Produksi semen PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) hingga Mei 2013 melempem. Data Asosiasi Semen Indonesia menyebutkan, penjualan semen INTP menurun 0,5% menjadi 7,09 juta ton dari 7,13 juta ton di Mei 2012.

Pangsa pasar INTP juga menurun periode Januari-Mei menjadi 30,9% dari 33,1%. Penjualan INTP seret karena penjualan semen di luar Jawa menurun 8,7% menjadi 1,96 juta ton. Padahal, penjualan semen INTP di Jawa hanya naik 4,1% menjadi 5,13 juta ton.Penjualan INTP di segmen ekspor juga turun 86,13% menjadi 57.663 juta ton.

Analis Batavia Prosperindo Sekuritas, Robertus Hardy mengatakan, penjualan INTP itu lebih rendah dari ekspektasi dia. "Tapi perkiraan sampai akhir tahun masih sesuai target," ujarnya. Menurut catatan Robertus, target produksi INTP sampai akhir tahun ini sebanyak 20,5 juta ton. Produksi ini menurut dia terbantu peningkatan kapasitas pabriknya di Citeureup yang akan beroperasi di kuartal III.


Robertus melihat, INTP akan lebih fokus menjual produksi semen ke domestik. Ini sudah dilakukan sejak tahun lalu. INTP lebih menyasar sektor konstruksi maupun properti dalam negeri.

Ia memaklumi, penurunan penjualan INTP, sebab proyek pemerintah belum dimulai. "Proyek pemerintah banyak berjalan di semester II," kata dia. Apalagi, pabrik baru belum beroperasi.

Analis AAA Sekuritas, Adolf Sutrisno menduga, penurunan penjualan INTP karena faktor cuaca. "Antara Januari-Maret musim hujan, jadi produksi juga turun," ujar dia.

Gifar Indra Sakti, analis Sucorinvest Central Gani berpendapat, penurunan pangsa pasar INTP bukan karena penurunan penjualan. Dia menilai, ada peningkatan penjualan dari pesaing yaitu, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) sebanyak 17% year on year menjadi menjadi 10,02 juta ton selama lima bulan pertama 2013.

Gifar menilai, dalam jangka panjang INTP masih berpotensi mengejar ketinggalan. Dia melihat, kinerja emiten ini cukup bagus karena sangat efisien. Sehingga margin usaha INTP lebih besar yaitu 27% dibanding SMGR 22%.

Namun, Gifar merekomendasi hold saham INTP karena sudah mendekati target harga di Rp 25.750. Harga ini merepresentasikan price earning ratio (PER) 16,4 kali.

Robertus justru masih merekomendasikan beli saham INTP dengan target harga di Rp 29.600. "Struktur keuangan baik dan tidak terekspose pelemahan rupiah akhir-akhir ini," kata dia. Adolf juga merekomendasi beli dengan target harga di Rp 26.900. Ini mencerminkan PER 16,2 kali. Kemarin, harga INTP turun 0,84% ke Rp 23.700. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana