INTP siapkan capex US$ 320 juta di 2013



JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) akan membangun tiga pabrik semen di tahun ini. INTP menganggarkan belanja modal sebesar US$ 260 juta - US$ 320 juta untuk pembangunan pabrik di Citeureup, Pati, dan di luar pulau Jawa, tersebut.

Khusus di luar Jawa, INTP belum memastikan lokasi pembangunan pabriknya. "Kami belum menentukan akan membangun di Nusa Tenggara Timur atau tempat lain," ujar Direktur Keuangan INTP, Tju Lie Sukanto, Rabu (13/3). Nah, dana belanja modal tersebut mengambil dari kas INTP. Saat ini, kas INTP mencapai Rp 10,5 triliun. 

Selain untuk pembangunan pabrik, belanja modal itu juga untuk mendukung penambahan kapasitas pabrik INTP sebanyak 9 juta - 10 juta ton. Ini setara dengan 60% total kapasitas saat ini yaitu 18,6 juta ton. "Kami menargetkan pada akhir tahun 2013 kami akan memiliki total kapasitas hingga 20,5 juta ton," ujar Tju Lie.


Selain itu, INTP juga memperkuat bisnis beton siap pakai alias ready mix cement (RMC). Caranya, INTP akan menambah batching plant dan truk mixer baru. "Melalui penerapan strategi harga yang sangat kompetitif, INTP akan meningkatkan penjualan RMC sebesar 44,8% dari 2,4 juta meter kubik (m³) menjadi 3,5 juta m³," harap Tju Lie.

Meski produksi bakal naik, ada faktor penghalang bagi INTP. Yakni soal kenaikan tarif listrik, harga gas dan kenaikan upah minimum provinsi.

Karena alasan itu, Tju Lie mengatakan, INTP berencana menaikkan harga jual. Namun dia masih belum menyebutkan rasio kenaikan harga.INTP mengakui, kenaikan biaya energi di tahun 2012, cukup berdampak pada kinerja mereka. Toh, pendapatan INTP tahun lalu tetap bisa naik 24,57% menjadi Rp 17,29 triliun. Sementara laba bersih INTP juga naik 32,35% menjadi Rp 4,76 triliun. Akibatnya, laba bersih per saham INTP juga naik menjadi Rp 1.293,15 dari Rp 977,10 per saham.

Tahun ini, INTP yakin, bisa mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih. Tju Lie juga menargetkan, bisa mendapatkan 32% pangsa pasar domestik. Kemarin, harga INTP naik 1,33% ke Rp 22.850 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana