Intraco (INTA) kembangkan bisnis kendaraan komersial



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah PT Intraco Penta Tbk (INTA) untuk melirik bisnis penjualan kendaraan komersil bukan tanpa alasan. Strategi tersebut merupakan bagian dari diversifikasi usaha yang tengah dilakukan perseroan di saat lesunya sektor tambang batu bara yang selama ini menjadi tulang punggung perusahaan alat berat tersebut.

Melalui anak usahanya PT Intraco Penta Wahan (IPW) baru saja menjalin kerja sama dengan Tata Motors Indonesia untuk memasarkan produk-produk kendaraan niaga merek Tata Motors. Lewat anak usaha IPW, PT Pratama Waba Motor, perusahaan mendirikan diler resmi Tata Motors di Balikpapan.

Eddy Rodianto, Direktur INTA mengatakan bahwa perusahaan akan menawarkan kendaraan komersil tersebut kepada pelaku bisnis tambang dan perkebunan.


Baca Juga: Pasar melemah, INTA diversifikasi segmen bisnis selain sektor tambang

"Di mana mereka biasanya membutuhkan kendaraan niaga untuk keperluan logistik," sebutnya saat paparan publik perseroan berlangsung, Jumat (27/12).

Diler yang dimiliki INTA tersebut menyediakan mobil merek Tata Motors mulai dari model 4x4 hingga heavy truck. Sampai saat ini kontribusi penjualan kendaraan Tata Motors bagi perseroan masih terbilang kecil.

Namun Eddy optimistis pertumbuhan segmen kendaraan komersial ini bakal meningkat hingga dobel digit di tahun 2020. "Harapannya kontribusi bisnis ini bisa 8%-10% dari pendapatan tahun depan," katanya.

INTA mengaku memiliki keunggulan lantaran jaringan distribusi dan pelanggannya sudah kuat dan terbilang lama. Sehingga bukan perkara sulit bagi perseroan menawarkan produk kendaraan komersial kepada para pelanggannya.

Baca Juga: Intraco Penta (INTA) berhasil uji coba PLTU di Bengkulu

Selain bisnis trading, manajemen menyebutkan anak usaha bidang pembiayaan investasi dan modal kerja untuk sektor produktif, PT Intan Batuprana Finance Tbk (IBFN) juga memiliki prospek yang positif. Di mana pada kuartal-III 2019 pendapatan anak usaha itu naik hampir 5 kali lipat year on year (yoy) menjadi Rp 165,87 miliar.

Sementara di lini bisnis pembangkit listrik, INTA tengah merampungkan PLTU Bengkulu yang dijadwalkan komersial pada kuartal pertama tahun depan. "Bisnis PLTU bakal menjamin perseroan mendapatkan recurring income," terang Eddy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto