Intraco masih bergantung pada alat berat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Intraco Penta Tbk mematok target pendapatan sebesar Rp 2 Triliun tahun ini. Bisnis alat berat masih menjadi penopang pendapatan emiten berkode saham INTA di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini.

Corporate Secretary Intraco Penta Stepanus Ardhanova mengatakan, perusahaan ini mempunyai lini bisnis yang saling bersinergi untuk mencapai target penjualan INTA.

Pulihnya industri batubara dalam beberapa tahun belakangan ini juga berdampak besar terhadap meningkatnya penjualan alat berat, termasuk bisnis alat berat perusahaan ini. "Sinergi lini bisnis jasa pertambangan dan sewa alat berat mendongkrak penjualan kedua lini tersebut," ujar Stepanus kepada KONTAN, Jumat (16/3).


Selain itu, proyek infrastruktur yang turut mendorong lini bisnis pendukung Intraco Penta. Tidak terkecuali, proyek bisnis engineering procurement, konstruksi infrastruktur, serta minyak dan gas.

Kontribusi alat berat

Kontribusi pendapatan Intraco Penta dari segmen penjualan alat berat masih mendominasi penjualan.

Stepanus bilang, 80% dari total target pendapatan 2018 disumbang dari penjualan alat berat. "Sisanya 20% dari jasa pertambangan, fabrikasi serta pendukung infrastruktur," lanjut Stepanus.

Seiring dengan pertumbuhan industri batubara dalam negeri ini, Intraco Penta juga berharap penjualan alat berat dapat meningkat sebesar 35% dibandingkan tahun lalu. Catatan saja, penjualan alat berat tahun lalu sebanyak 629 unit.

Walau Intraco Penta mengejar pertumbuhan penjualan lebih tinggi karena kebetulan, permintaan alat berat di pasar dalam negeri masih lebih besar ketimbang pasokan yang ada. Namun, sebagai pemasok, Intraco Penta tak bisa serta-merta menambah ketersediaan stok.

Untuk alat berat jenis truk besar dengan berat di atas 45 ton misalnya, konsumen Intraco Penta harus bersabar menunggu inden selama tiga bulan hingga empat bulan. Sementara masa inden eskavator dengan berat kurang dari 20 ton lebih pendek, yakni kurang dari sebulan.

Soal harga jual alat berat, Stepanus belum bisa memberikan kepastian. Hal ini karena sangat tergantung dari kebijakan principal alat berat INTA yakni Volvo CE, serta ketersediaan pasokan.

Perlu diketahui, nilai penjualan alat berat unaudited Intraco Penta tahun 2017 lalu sebesar Rp 1,2 triliun. Jumlah itu naik hingga lebih dari 53% dibandingkan penjualan alat berat tahun 2016 yang tercatat sebesar Rp 782,18 miliar.

Tahun ini, Intraco Penta menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 100 miliar. Dana tersebut diperoleh dari kas internal dan pembiayaan lainnya. Rencananya dana itu akan digunakan untuk membangun fasilitas baru, pengembangan bisnis dan infrastruktur pendukung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi